Mitos dan Fakta Tentang BPA dalam Galon Polikarbonat

Ilustrasi air minum dalam kemasan
Sumber :

Fakta: Beberapa penelitian mengaitkan BPA dengan potensi gangguan perkembangan pada anak, tetapi banyak ahli menyatakan bahwa faktor lingkungan dan nutrisi lebih berpengaruh. Kalaupun ditemukan, paparan BPA dalam penggunaan galon cenderung rendah dan dianggap aman.

Dokter Spesialis Anak sekaligus Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Rini Sekartini mengatakan hingga saat ini belum ada bukti bahwa air galon Polikarbonat bisa menyebabkan penyakit autis pada anak.

Senada, Psikolog Anak sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi alias Kak Seto mengungkapkan tidak ada anak yang dilaporkan autis setelah mengonsumsi air dari galon guna ulang. "Sampai saat ini LPAI belum pernah mendengar laporan ada anak yang menderita autis karena terlalu banyak minum air galon," katanya.

Mitos 4: BPA menyebabkan kanker.

Fakta: Meskipun ada kekhawatiran mengenai hubungan antara BPA dan kanker, penelitian yang ada tidak menunjukkan hubungan yang jelas.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan belum ada bukti bahwa BPA yang terdapat dalam galon PC dapat mempengaruhi kesehatan dan menyebabkan kanker. Bukti ilmiah mengungkapkan bahwa kanker lebih banyak disebabkan oleh obesitas, gaya hidup kurang olahraga dan pola makan tidak sehat. Aru melanjutkan bahwa pengaruh zat kimiawi dari lingkungan sangat kecil dibanding tiga faktor tersebut. "BPA belum bisa dikaitkan dengan kanker karena datanya belum ada, data belum cukup," kata Aru.

Mitos 5: BPA menyebabkan obesitas.