Pusat Keunggulan Tata Udara Resmi Beroperasi di SMK Negeri 1 Denpasar, Bali

Dok. Istimewa
Sumber :

Pada ruangan seluas 142 meter persegi ini terdapat deretan rak berjajar rapi dengan perangkat AC DAIKIN terpasang. Tak hanya AC untuk kebutuhan hunian, dalam ruang praktek ini juga terdapat rak yang didesain khusus penempatannya bagi AC untuk kebutuhan bangunan komersial. 

Keseluruhan tatanan perangkat AC ini disiapkan sedemikian rupa untuk berbagai praktek terkait perangkat tata udara. Didalamnya meliputi proses instalasi, troubleshooting AC hingga refrigerant recovery. Tak ubahnya seperti ruang kelas, ruangan ini dilengkapi dengan papan tulis dan meja guru.

“Peningkatan fasilitas fisik dengan ruang kelas yang didedikasikan khusus dengan perangkat pendukung didalamnya ini menjadi bentuk tahapan selanjutnya dari kolaborasi yang terjalin selama ini,” ujar Budi Mulia. “Kami berharap, keberadaannya dapat lebih meningkatkan kompetensi bagi tersedianya lebih banyak tenaga ahli refrigerasi dan tata udara di Indonesia ke depan,” ujarnya lagi. 

Dikatakan Budi Mulia, kebutuhan tenaga ahli terkait bidang tata udara ini masih sangat besar dan terus bertumbuh sejalan dengan pembangunan Indonesia. Bercermin pada perjalanan perkembangan DAIKIN di Indonesia saja, menurutnya lagi, kebutuhan tenaga ahli tata udara ini masih sangat besar. 

Dikenal sebagai spesialis tata udara dengan reputasi sepanjang satu abad di dunia dan menapaki Indonesia sepanjang lebih dari 50 tahun lamanya, DAIKIN dikenal sebagai pemimpin dalam penyedia solusi tata udara di Indonesia. Dalam menjalankan bisnisnya, DAIKIN memiliki 16 kantor perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia dengan sekitar 1.400 mitra bisnis dealer yang mendukung dalam distribusi produk dan layanannya.

Masih terkait dengan kebutuhan tenaga ahli refrigerasi dan tata udara, Budi Mulia menambahkan, DAIKIN bahkan tengah bersiap untuk mulai memasarkan AC hunian produksi dalam negeri melalui fasilitas produksi DAIKIN di kawasan Cikarang, Jawa Barat. Menjadi pabrik AC hunian skala penuh pertama di Indonesia yang mengolah dari bahan baku hingga produk jadi, pabrik ini memiliki dukungan sekitar 2,500 tenaga kerja

“Angka kebutuhan sumber daya manusia ini, tentu akan semakin besar bila melihat kebutuhan dari keseluruhan industri. Tak hanya bagi produsen ataupun pemegang merek, namun hingga mitra bisnis dan berbagai usaha yang terkait dengannya,” ujar Budi Mulia lagi.