Indonesia: "Toko Kelontong" Global yang Masih Berkutat di Zona Nyaman, Alarm untuk yang Masih Tertidur

Haidar Alwi
Sumber :

Jakarta –Negeri Zamrud yang Dijual per Kilo, Bayangkan Anda punya berlian sebesar kepalan tangan, tapi Anda menjualnya ke tetangga seharga batu kali. Lalu, tetangga itu mengolahnya menjadi kalung mewah dan menjualnya kembali ke Anda dengan harga 1000 kali lipat. 

 

Welcome to Indonesia! Negeri yang dianugerahi kekayaan alam melimpah ini masih setia pada peran lamanya: eksportir bahan mentah kelas kakap, sambil memborong produk jadi dari negara lain dengan bangga. 

Data Kementerian Perdagangan (2023) menunjukkan, 65% ekspor Indonesia masih didominasi komoditas mentah—dari nikel, batu bara, hingga minyak sawit. Sementara nilai impor produk manufaktur (seperti elektronik, mesin, dan bahan kimia) terus meroket, mencapai US$177 miliar pada 2022.

Tapi jangan khawatir, kita tidak sendirian dalam "kebodohan kolektif" ini. Negara-negara mitra dagang kita dengan senang hati memainkan peran mereka: ada yang jadi pembeli setia, ada yang jadi penjual licik, dan ada yang jadi penonton yang sambil senyum-senyum hitung untung. 

Mari kita telusuri bagaimana mereka melihat "kenaifan" Indonesia—dan bagaimana kita bisa berhenti jadi bahan tertawaan di panggung global.

1. China: Si Pembeli yang "Baik Hati", Tapi…