Ini Orang Pertama dan Terakhir yang Masuk ke dalam Makam Nabi Muhammad SAW
- Ist
Cerita Kita – Makam Baginda Nabi Muhammad SAW yang berada di dalam Masjid Nabawi, Kota Madinah, Arab Saudi, menjadi tempat paling sakral di kawasan itu yang paling terlarang dimasuki oleh siapapun.
Umumnya, para peziarah bila ingin melihat makam Nabi hanya dari luar saja. Tempat yang diyakini makam Nabi ditandai pagar emas, kaligrafi dan ornamen emas dengan latar berwarna hijau.
Biasanya, peziarah akan melintasi makam Nabi setelah Raudhah, lalu berjalan ke pintu keluar arah pemakaman Baqi'. Disitu sudah bergitu banyak Askar -- polisi Arab Saudi yang menjaga agar tidak ada ritual ibadah yang aneh-aneh di makam Nabi.
Pembatas pagar emas ini merupakan sisi depan dari ruang kamar bagian dalam, dimana jasad suci Nabi Muhammad SAW dimakamkan bersama dua sahabatnya yakni Abu Bakar dan Umar bin Khattab RA.
Akan tetapi, meskipun makam Nabi begitu sakral sehingga menjadi tempat terlarang dimasuki siapapun, ternyata ada pria yang pernah masuk ke dalam kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melihat makam beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Ashiddiq dan Umar bin Khattab Radhiyallahuanhuma.
Pria tersebut diantaranya al-‘alamah Nur al-Din Ali ibn Abd Allah ibn Ahmad al-Hasani al-Samhudi atau Nuruddin Abu Hasan Al Samhudi rahimahullah.
Al Samhudi adalah diantara panitia renovasi makam Nabi yang masuk ke dalamnya pada tahun 881 Hijriah. atau sekitar 1487 Masehi. Kemudian dia menggambarkan pengalamannya tersebut dalam bukunya.
Inilah informasi langka yang didokumentasikan oleh seseorang dengan foto jarak dekat, setelah lebih dari 790 tahun wafatnya Nabi.
Menurut al-Samhudi, kamar Nabi shalallahu alaihi wa sallam memiliki dua dinding luar dan dalam, yang pada tahun 881 H, para jamaah salat di Masjid Nabawi merasakan suara benturan di dinding luar timur yang mengelilingi kamar Nabi shalallahu alaihi wa sallam.
Suara itu adalah dampak dari dinding bagian dalam kamar Nabi yang sebagiannya runtuh ke dinding luar, sebagian dinding bagian dalam bersandar ke dinding bagian luar. Para jamaah juga melihat terdapat retakan di dinding.
Maka gubernur, ulama, dan orang-orang yang berkepentingan berkumpul untuk memusyawarahkan tentang masalah ini. Mereka sangat berhati-hati dalam membicangkan masalah tersebut, sehingga akhirnya dicapai solusi dengan menghancurkan tembok yang retak.
Dan, momentum inilah menjadikan pertama kali orang bisa masuk ke kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melihat retakan pada temboknya, setelah lebih dari 790 tahun.
Al-Samhudi rahimahullah berkata: "Kamar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak memiliki pintu dan tidak ada bekas terdapat pintu, jadi tanpa pintu,"
Dia membawa tanah ruangan dan menggambarkannya dari debu kerikil merah dan kuburan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak memiliki bekas yang menonjol, karena sudah cukup lama.
Beliau juga menyebutkan bahwa dasar tanah kamar tersebut lebih rendah satu setengah lengan dari lantai masjid.
Panitia bersama para pekerja kemudian membangun tembok dan memperbaiki yang retak-retak, serta merenovasi tembok dan membangunnya menjadi bangunan yang rapat dan kuat tanpa pintu, mereka menempatkan kubah dari batu hitam di atas ruangan dan kayu di atasnya.
Di sekeliling ruangan terdapat kabin yang memisahkan antara jendela luar yang terkenal dengan kamar Nabi, ukurannya sekitar tujuh meter.
Pengerjaan tersebut dimulai pada tanggal 27 Sya'ban tahun 881 H, dan rampung pada tanggal 7 Syawal tahun 881 H.
Sejak saat itu hingga saat ini, tidak ada seorang pun yang memasuki kamar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. (Sumber: Saudinesia)