Adab pada Hari Raya Idul Fitri Seperti Tuntunan Nabi

Ilustrasi salat tarawih berjamaah
Sumber :
  • VIVA

Cerita Kita –Tuntas sudah umat Muslim di penjuru negeri menunaikan ibadah puasa Ramadhan, seiring dengan penetapan pemerintah bahwa 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, 10 April 2024. 

Kementerian Agama RI dalam sidang isbat menyatakan bahwa secara kriteria ketinggian hilal sudah mencapai minimum 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dengan demikian 1 Syawal 1445 H secara hisab jatuh pada Rabu, 10 April 2024. 

Dengan ditetapkannya Rabu, 10 April 2024 sebagai 1 Syawal 1445 Hijriah, maka salah satu sunah yang dianjurkan adalah menunaikan salat Idul Fitri atau Salat Id. 

Bagi umat Islam dalam menyambut Idul Fitri, diingatkan untuk mengikuti adab-adab yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw, sehingga merayakan momen ini dengan penuh keberkahan. 

Berikut beberapa adab yang patut diperhatikan dalam menyambut Idul Fitri sesuai dengan Sunnah Nabi seperti dilansir laman  Muhammadiyah.or.id: 

Memperbanyak Takbir 

Takbir merupakan ekspresi kesadaran terhadap keagungan asma Allah dan kenisbian manusia di hadapan-Nya serta sebagai tanda syukur atas petunjuk yang diberikan-Nya. Selain itu takbir juga merupakan penampakan syiar agama Islam. Ucapan takbir tersebut ialah: 

Allaahu akbar Allaahu akbar, Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil-hamd. 

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha besar, Allah Maha besar dan segala puji bagi Allah.” 

Memakai Baju Bagus dan Wangi-Wangian 

Saat menghadiri salat Idul Fitri dituntunkan agar berpenampilan rapi, yaitu dengan berhias, memakai pakaian bagus dan wangi-wangian. Hal ini didasarkan pada hadis berikut: 

“Dari Ja‘far Ibnu Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya (dilaporkan) bahwa Nabi saw selalu memakai wool (burdah) bercorak [buatan Yaman] pada setiap Id.” [HR. asy-Syafi‘i dalam kitabnya al-Musnad, I:152, hadis nomor 441]. 

Makan sebelum Menuju Lapangan Salat Idul Fitri 

Berbeda dengan Idul Adlha, untuk Idul Fitri orang yang hendak berangkat ke lapangan tempat salat dituntunkan supaya terlebih dahulu makan pagi. Hal ini sesuai dengan sunnah yang dilakukan Nabi Saw: 

“Diriwayatkan dari Anas Ibnu Malik bahwa ia berkata: Adalah Rasulullah saw tidak pergi ke salat Idul Fitri sebelum beliau makan beberapa kurma. [HR. al-Bukhari]. 

Berangkat dengan Berjalan Kaki 

Pergi menuju lapangan salat Idul Fitri sebaiknya dengan berjalan kaki sambil bertakbir. Hal ini sesuai dengan sunnah Nabi Saw: 

“Diriwayatkan dari ‘Ali Ibnu Abi Thalib ia berkata: Merupakan sunnah bahwa engkau keluar untuk salat Id dengan berjalan kaki dan makan sesuatu sebelum keluar. [HR. at-Tirmidzi. Ia mengatakan: Ini adalah hadis hasan]. 

Salat Dihadiri Seluruh Umat Islam 

Idul Fitri adalah suatu peristiwa penting dan hari besar Islam yang penuh berkah dan kegembiraan. Oleh karena itu pelaksanaan salat dihadiri oleh semua orang Muslim tua, muda, dewasa, anak-anak, laki-laki dan perempuan, bahkan mereka yang pada saat itu terhalang untuk mengerjakan salat, yaitu perempuan yang sedang haid, juga diperintahkan oleh Nabi saw. supaya menghadirinya. Hanya saja mereka tidak ikut salat dan tidak masuk ke dalam shaf salat, namun ikut mendengarkan pesan-pesan Idul Fitri yang disampaikan oleh khatib: 

“Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyyah bahwa ia berkata: Rasulullah saw memerintahkan kami supaya menyuruh mereka keluar pada hari Idul Fitri dan Idul Adlha: yaitu semua gadis remaja, wanita sedang haid dan wanita pingitan. Adapun wanita-wanita sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya itu dan panggilan kaum Muslimin. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana salah seorang kami yang tidak mempunyai baju jilbab? Rasulullah menjawab: Hendaklah temannya meminjaminya baju kurungnya.” [HR. al-Jama‘ah, lafal dari Muslim]. 

 

Pulang Melalui Jalan lain 

 

Sunnah lainnya dalam prosesi salat Idul Fitri ialah pulang melalui jalan yang berbeda dengan saat berangkat menuju lapangan. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Saw:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. apabila keluar pergi salat Id, beliau kembali dengan melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi.” [HR. Ibnu Majah]. 

 

Perbanyak Silaturahim 

 

Pada hari raya ini simpul silaturahmi semestinya diuraikan dan kesalahpahaman serta permusuhan semestinya diakhiri. Tidak layak bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya seiman, apalagi kerabat dekatnya. Rasulullah Saw mengatakan:

 

“Pintu jannah dibuka pada hari Senin dan Kamis, dan kemudian setiap hamba (Allah) diberikan pengampunan jika dia tidak menyekutukan Allah dalam ibadah. Tetapi orang yang di dalam hatinya ada dendam terhadap saudaranya (Muslim), mereka tidak akan dimaafkan dan mengenai mereka akan dikatakan dua kali: Tangguhkan pengampunan pada dua orang ini sampai keduanya berdamai, tangguhkan pengampunan pada dua orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)