Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Hutan Amazon, Lebih Besar di Suku Maya
- Shutterstock
Cerita Kita – Sebuah kota kuno berusia ribuan tahun telah ditemukan di pedalaman Hutan Amazon. Kota kuno berukuran besar itu tersembunyi selama berabad-abad di tengah lebatnya pepohonan di hulu Amazon.
Para arkeolog pertama kali melihat gundukan besar dan jalan terkubur di Lembah Sungai Upano, Ekuador beberapa dekade yang lalu, namun tidak tahu bagaimana semuanya bisa saling terkait.
Para peneliti kemudian mengungkap rahasia besar di lembah Upano yang diduga menyimpan situs kuno kejayaan masa lalu. Rumah-rumah dan alun-alun di daerah Upano di Ekuador timur dihubungkan oleh jaringan jalan dan kanal yang menakjubkan.
Mereka menggunakan teknologi LiDAR untuk menembus vegetasi dan memetakan area seluas 300 kilometer persegi. LiDAR mendeteksi struktur dan reruntuhan tersembunyi yang tidak terlihat dengan mata telanjang.
Kota kuno di pedalaman hutan Amazon
- Stephen Rostain
Penggalian tanah selanjutnya menemukan kota yang telah lama hilang. Sebelumnya, para peneliti berpikir bahwa Hutan Amazon yang bersejarah itu hanya dimungkinkan adanya pemukiman kecil, dengan komunitas orang yang kecil dan tinggal di gubuk.
"Ini mengubah cara kita memandang budaya Amazon. Kebanyakan orang menggambarkan kelompok-kelompok kecil, kemungkinan telanjang, tinggal di gubuk dan membuka lahan. Tapi ini menunjukkan orang-orang zaman dahulu hidup dalam masyarakat perkotaan yang rumit," kata Antoine Dorison, yang menuliskan hasil penelitian ini dilansir BBC.
Kota ini dibangun 2.500 tahun yang lalu dan dihuni selama 1.000 tahun. Diperikirakan puluhan ribu -- mungkin sampai ratusan ribu orang tinggal di sini, menjadikannya populasi yang mirip dengan London pada zaman Romawi.
Ini merupakan situs tertua yang pernah ditemukan di Amazon.
Kota ini terdiri dari 15 pemukiman berbeda, lima pemukiman besar dan 10 pemukiman kecil, dihubungkan oleh jalan lurus dan panjang. Salah satu pemukiman, bernama Kilamope, tampaknya merupakan inti kota metropolitan.
Setiap situs memiliki beberapa platform yang dipotong di lereng bukit. Mereka berukuran sekitar 20m kali 10m dan ditempatkan di sekitar alun-alun. Tim menemukan 6.000 platform ini, yang mungkin menunjukkan lokasi rumah.
"Ini lebih tua dibandingkan situs lain yang kita kenal di Amazon. Kita mempunyai pandangan Eurosentris mengenai peradaban, namun ini menunjukkan kita harus mengubah gagasan kita tentang apa itu budaya dan peradaban," kata Prof Stephen Rostain, Direktur National Centre for Scientific Research di Prancis yang memimpin penelitian tersebut.
Semuanya dibangun dengan tanah, bukan batu. Berbeda dengan suku Inca atau Maya, orang-orang ini tidak dapat membangun dengan batu. Jauh di dalam Amazon Ekuador, materi ini tidak tersedia bagi mereka. Mereka menggunakan tanah dan lumpur sebagai gantinya.
Kota kuno ditemukan di pedalaman hutan Amazon
- Antoine Dorison dan Stephen Rostain
Sistem jalan raya sangat mengejutkan tim peneliti. "(Ini) sangat canggih dan menjangkau jarak yang sangat jauh, dan semuanya saling terhubung," kata Antoine Dorison, salah satu penulis studi tersebut, kepada BBC.
Jalan terbesar memiliki lebar 10 meter dan panjang 20 kilometer. Menciptakan struktur seperti itu di hutan purba bukanlah hal yang mudah.
Mereka juga berhasil membangun kanal untuk mengalirkan air dalam jumlah besar di wilayah tersebut. Parit-parit di sekitar pemukiman mungkin merupakan tindakan perlindungan terhadap penjajah dari luar.
Penemuan ini menunjukkan adanya sebuah masyarakat kuno yang besar dan kompleks di Amazon, yang tampaknya lebih besar daripada kelompok suku Maya yang terkenal di Meksiko dan Amerika Tengah.
"Bayangkan Anda menemukan peradaban lain seperti Maya, tetapi dengan arsitektur, penggunaan lahan, keramik yang sangat berbeda," kata José Iriarte, profesor arkeologi di Universitas Exeter, yang tidak terlibat dalam penelitian ini