Tradisi Unik Syawalan di Kota Semarang, Warga Berbagi Ketupat Jembut

Tradisi Ketupat Jembut atau Kupat Jembut di Semarang
Sumber :
  • VIVA

Keberadaan kupat jembut merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas berkah yang diberikan selama bulan Ramadhan. Pembuatan kupat jembut untuk menunjukkan kesederhanaan warga lokal dalam menyambut Syawalan.   

Sisa beras dari Idul Fitri diolah menjadi ketupat dan diisi dengan tauge yang saat itu mudah didapat. Ketupat tersebut kemudian dibagikan kepada anak-anak dan warga sekitar sebagai bentuk silaturahmi dan kebersamaan.

Secara filosofi, ketupat melambangkan kesucian dan kebersihan hati, sedangkan tauge melambangkan kesuburan dan kesejahteraan.

Sementara sambal kelapa atau urap yang menjadi pelengkap memiliki makna tersendiri. 

Kelapa melambangkan kekuatan iman dan kesabaran, sedangkan cabai melambangkan semangat dan keberanian.

Dengan demikian, Ketupat Jembut mengajarkan kita untuk membersihkan hati, subur rezeki, kuat iman, sabar menghadapi cobaan, semangat berjuang, dan berani mengambil keputusan.

Jadi, jangan berpikir jorok dulu! Anda tentu ingin mencoba kudapat Kupat Jembut ini bukan?