Bedakan Antara Bencana Azab Dengan Bencana Sebagai Ujian

disaster
Sumber :
  • chaiyapruek2520/iStock

Cerita KitaBencana merupakan serangkaian peristiwa yang berpotensi mengancam kehidupan manusia baik disebabkan karena faktor alam maupun faktor dari ulah manusia sendiri. Kerusakan imbas bencana juga beragam, mulai dari rusaknya populasi lingkungan, populasi, kerugian harta benda hingga dampak psikologis. 

Beberapa individu berpikir bahwa bencana sendiri adalah satu dari takdir Allah SWT. Tetapi mereka lupa bahwa bencana sendiri adalah konsekuensi dari perpaduan antara perbuatan manusia dengan aktivitas alam seperti gunung meletus, gempa bumi, Tsunami hingga angina putting berliung. Seperti pada QS. ar-Rum: 41

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya : “telah terjadi berbagai bencana di daratan dan di lautan yang terjadi karena ulah manusia….”

Dalam surat tersebut menujukkan bahwa bencana alam tidak semata-mata takdir Allah. Melainkan ada campur tangan manusia yang menyebabkan bencana tersebut terjadi. Seperti penggundulan hutan yang menyebabkan longsor, tumpukan sampah manusia yang sebabkan banjir, atau yang tampak di Indonesia pengeboran minyak yang menyebabkan tragedy Lumpur Lapindo. 

Saat bencana terjadi hingga merenggut korban jiwa, banyak pertanyaan apakah peristiwa tersebut masuk azab atau ujian dari Allah SWT ?

Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, Allah akan menimpa azab berupa bencana kepada suatu kaum karena kekufuran mereka. Namun bencana bisa ditafsirkan sebagai ujian agar umat manusia semakin meningkatkan imannya. 

Perbedaan datangnya kedua jenis bencana tersebut secara objektif menimpa kelompok yaitu orang-orang yang maksiat dan orang-orang shaleh. Maka tidak bisa secara sepihak menyebutkan bencana yang terjadi kepada orang lain merupakan azab dan bencana yang menimpa diri sendiri dianggap sebagai ujian. 

Ujian datang kepada orang-orang shalih yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk melipatgandakan pahalanya seperti para wali, para ulama, para nabi yang tentunya mempunyai amalan-amalan dan ilmu agama yang kuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yag artinya:

“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya” (HR al-Bukhari).

kiamat

Photo :
  • :Bulgac/iStock

Dari Hadis tersebut maka dapat dipahami bahwa semakin tinggi iman seorang muslim maka semakin berat pula ujiannya. Seperti pada kisah para Nabi yang paling berat ujiannya bahkan diantara manusia yang lain. Merea diuji sekuat apa keteguhannya terhadap agama. 

Berbeda lagi dengan bencana kepada orang-orang yang zina dan penuh maksiat adalah azab yang ditimpakan oleh Allah SWT kepada mereka. Azab diturunkan kepada kaum pendosa akibat ulahnya sendiri. Seperti sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadist riwayat At-Tirmidzi yang artinya : 

“Jika Allah menghendaki kebaikan pada hambanya maka Allah menyegerakan baginya azab di dunia. Dan jika Allah menghendaki keburukan pada hambanya maka Allah menahan azab kepadanya di dunia meski ia terus berbuat dosa sehingga azab itu akan ditimpakan kepadanya pada hari kiamat” (HR at-Tirmidzi)

Dari hadist tersebut maka dapat dipahami bahwa bencana yang menimpa suatu kaum dimana orang-orang tersebut penuh kemungkaran, tidak ada yang bertaubat, maupun mengubahnya dengan amar ma’ruf nahi mungkar, sehingga Allah SWT sendiri yang mendatangkan bencana baik kepada yang shalih maupun yang fasik. Wallahu’alam