Tegas! Fernando Emas sebut Banten Bukan Hanya Milik Satu Keluarga

Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas
Sumber :

Fanani mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin. Jangan pilih calon yang pro dinasti politik. Banten butuh sosok pemimpin yang objektif dan mampu membawa Banten ke arah yang lebih baik dengan perspektif demokrasi.

Fanani menambahkan, dukungan yang diberikan kepada keluarga tertentu kerap didasari oleh warisan sejarah, tetapi dampaknya justru mempersempit ruang demokrasi. Buktinya, kasus Airin dan hubungannya dengan praktik politik selama menjabat Wali Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu bukti nyata.

“Bu Airin saat menjadi walikota itu bukan rahasia umum yang KPU dan Bawaslu itu ada titipan dan itu sudah menjadi hal yang biasa. Jadi jangan sampai masyarakat itu yang masalah nya banyak,” bebernya.

Airin Melaju KKN Menunggu? Dinasti Politik Ancam Banten Lagi

Founder Nusa Ina Connection, Abdullah Kelrey, mengkritik kehadiran Airin Rachmi Diany yang erat dengan manifestasi dinasti politik di Banten yang kemudian ia sebut sebagai ancaman serius terhadap demokrasi. Sebab dinasti politik memiliki hubungan erat dengan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), yang merongrong tata kelola pemerintahan dan menghambat pertumbuhan demokrasi di wilayah tersebut.

“Dinasti politik itu seperti saudara kembar dengan KKN. Jika kita membiarkan dinasti berkembang, itu sama saja membiarkan praktik KKN tumbuh subur di banteni,” ujar Kelrey. 

Baginya Airin adalah simbol nyata kebangkitan dinasti politik di Banten. Sehingga bila merujuk pada yang dikatakan bahwa dinasti politik erat dengan KKN maka, semua tahu bahwa suami Airin, Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan, yang merupakan adik dari Ratu Atut, memiliki rekam jejak buruk dengan kasus korupsi yang membawanya ke balik jeruji besi.