ICAD 2024: Seni Kontemporer Indonesia dalam Perspektif Baru
Jakarta – Pameran karya seni Indonesian Contemporary Arts and Design (ICAD) kembali digelar di Jakarta selama sebulan penuh, yaitu mulai dari 10 Oktober hingga 10 November 2024. Selama lebih dari 10 tahun diadakan, ICAD selalu menjadi event pameran seni dan desain kontemporer yang menyedot perhatian banyak penikmatnya.
Digelar di Hotel Grand Kemang, ICAD 2024 mengangkat tema “Unexpected” dengan fokus pada karya seni yang mengangkat isu politik global dan lingkungan. Setidaknya ada 500 seni dari 74 seniman yang dipamerkan dengan lebih dari 150 program dengan mitra kolaborasi.
ICAD 2024 menghadirkan konsep yang lebih interaktif dan dinamis, misalnya dengan kehadiran performa langsung di area pameran pada waktu-waktu tertentu. Pengunjung juga dapat berkontribusi dalam “pertumbuhan” karya seni yang dipamerkan. Tentunya hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang.
Selain pameran, ICAD 2024 juga mengadakan program interaktif melalui lokakarya daur ulang, aktivitas pemotongan kertas, dan membuka diskusi publik tentang isu sosial. Tujuannya agar pengunjung memahami peran seni dalam dalam cakupan kehidupan sosial.
Hal yang juga memuat ICAD 2024 menjadi lebih menarik adalah dengan keterlibatan seniman dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jawa, Flores, dan Sumatera Barat. Pameran ini juga menghadirkan karya dari seniman internasional, seperti dari Kamboja, Thailand, dan Australia.
Ada juga penampilan spesial dari seniman asal Borneo yang secara khusus menampilkan karya yang memiliki relevansi dengan isu-isu global. Harapannya agar perspektif masyarakat adat Borneo bisa menggambarkan kehidupan yang selaras dengan alam dan menjaga kelestariannya.
ICAD 2024 juga menggelar Talks dan Public Lecture untuk memperdalam diskusi tentang teknologi dan ekologi. Agenda ini menghadirkan pembicara dari berbagai bidang untuk membuka ruang diskusi yang memancing pemikiran kritis dari para pengunjung.
Salah satu area yang juga menarik adalah area tribut untuk Abdul Djalil Pirous (AD Pirous) yang menjadi ICAD tahun ini. Menariknya, pembuatan museum mini untuk AD Pirous dilakukan saat pelopor seni grafis itu masih hidup.
Dengan tema “Bara Lalu, Menyala Kini”, mini museum AD Pirous menampilan berbagai lukisannya sepanjang berkarya. Adapun beberapa bentuk yang menarik perhatian banyak pengunjung adalah kaligrafi, tembikar, eksplorasi obyek 3D, hingga teknik menggunting pada kanvas yang menjadi ciri khas AD Pirous.
ICAD 2024 terpilih sebagai salah satu dari 110 agenda Kharisma Event Nusantara (KEN), program strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mempromosikan destinasi pariwisata yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara serta menggerakkan wisatawan nusantara agar berwisata di Indonesia.
Sebagai informasi tambahan, ICAD dilaksanakan pertama kali pada 2009 untuk menampilkan karya kreatif dari para seniman, mulai dari lukisan, instalasi, patung, video art, desain produk, desain interior, hingga arsitektur. Mulanya, event ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat terhadap karya seni seniman lokal.
Pada pelaksanaan periode 2013 hingga 2018, ICAD menjadi event yang lebih besar. Kurasi pameran semakin besar dengan melibatkan kurator dan seniman internasional. Tema setiap tahunnya juga lebih spesifik untuk mendorong para seniman lebih berani bereksplorasi. Pada 2019, pelaksanaan ICAD semakin memperluas jaringannya dengan menggandeng seniman dan institusi seni internasional.
ICAD pun semakin dikenal sebagai salah satu event seni kontemporer yang paling diantisipasi oleh masyarakat dan komunitas. Skala dan jumlah partisipan ICAD pun semakin besar. Inovasi pun terus dilakukan untuk menjangkau masyarakat global, termasuk dari negara-negara lain. Dengan masuk dalam daftar TOP 10 KEN, ICAD dianggap sebagai salah satu event yang memiliki daya tarik nasional bahkan internasional.