Wujudkan Swasembada Pangan, HIMPO Indonesia Sukses Lakukan Panen Raya Petroganik
Tri Wahyudi juga menceritakan, dari penggunaan Petroganik dengan dosis 500 kilogram per hektar, ungkapannya, kondisi pertanaman terlihat cukup bagus. Diharapkan sistem budidaya demplot ini dapat diaplikasikan oleh petani lain di Kabupaten Blora sehingga penggunaan Petroganik yang konsisten dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian di KabupatenBlora dalam rangka mewujudkan swasembada pangan nasional.
Sementara itu Bupati Blora, Arief Rohman yang turut hadir dalam panen raya mengungkapkan pihaknya bertekad untuk menjadi salah satu lumbung pangan Jawa Tengah. Karena itu, ia mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora menyampaikan terima kasih adanya edukasi dari Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian.
"Semoga petani yang menggunakan Petroganik nanti semakin banyak lagi. Karena hasilnya bagus, kami minta Dinas Pertanian bersama jajaran untuk mengembangkan penggunaan produk yang bagus ini," uja Bupati.
Ibu Isti, selaku Pelaksana utama dari Demplot CV. Rimba Jaya juga membeberkan hasil produktivitas budidaya padi di lahan demplot sudah terlihat cukup signifikan, dimana sebelumnya hanya 6.5 ton per hektar, setelah diaplikasikan pupuk Petroganik meningkat menjadi 7,4 ton per hektar. Atau sekitar 17.2 persen. Hal ini dikarenakan penggunaan Petroganik secara konsisten dan sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.
Kegiatan dilanjutkan juga pada hari berikutnya, dimana HIMPO Indonesia berhasil melakukan Peresmian Kampung Perlindungan Organik Minim Residu di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri dengan luasan 20 Hektare. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Pupuk Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Bapak Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si, Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Bapak Drs. Tri Wahyudi Saleh, M.M. dan Bapak Baroto Eko Pujianto, S.P. M.Si selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri dan Kepala Kanwil Bulog Jateng, Sopran Kennedy.
Kampung Perlindungan Organik difungsikan sebagai kampung percontohan yang telah menggunakan konsep pemupukan berimbang, termasuk penggunaan pupuk organik secara berkelanjutan. kampung perlindungan organik minim residu ini juga diharapkan dapat menjadi percontohan kampung atau lahan pertanian di daerah lain untuk selalu menggunakan konsep pemupukan yang berimbang demi meningkatkan hasil panen yang optimal. “Kampung Perlindungan Organik ini rencananya akan dilaksanakan di setiap provinsi dengan luasan minimal 20 Hektare” Ujar Alvian Luneto, Wakil Ketua HIMPO Indonesia.
Peresmian Kampung Perlindungan Organik Minim Residu ini adalah peresmian kampung pertama yang dilakukan oleh HIMPO Indonesia, dimana kedepannya akan dilakukan di setiap koordinator wilayah mitra produksi Pupuk Petroganik di seluruh Indonesia, Harapannya petani mampu menggunakan pupuk petroganik secara berkelanjutan serta nantinya dibantu pendampingan pelaksanaanya dari HIMPO sendiri. Ucap Sekretaris Jenderal HIMPO Indonesia, Emanuel Prasetyo.