Dorong Regenerasi Petani, Kementan Gelar Grand Final Young Ambassador Agriculture 2025

Dok. Istimewa
Sumber :

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPSDMP) kembali menggelar Grand Final Young Ambassador Agricultural Tahun 2025 sebagai upaya konkret untuk mendorong keterlibatan generasi muda dalam pembangunan sektor pertanian nasional.

Kegiatan puncak yang digelar di Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, Ciawi, Jawa Barat ini menjadi bagian dari strategi besar untuk mencetak duta-duta pertanian yang inovatif dan inspiratif. Langkah itu untuk mendukung langkah Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dalam mendorong generasi muda ikut bergelut di bidang pertanian.

Mentan Amran menyebut ditengah bonus demografi, Indonesia membutuhkan para pemuda untuk masuk menjadi petani yang berpenghasilan tinggi. Dia yakin dengan mendorong petani menjadi petani modern akan menjadikan Indonesia Emas 2045. 

"Kuncinya ada 60 persen generasi milenial dan generasi Z. Kita harus dorong pertanian yang menguntungkan menggunakan teknologi tinggi sehingga masuk ke sektor pertanian," katanya. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) hadir untuk melakukan regenerasi petani. Dia menegaskan jika negara tidak menyiapkan generasi muda untuk masuk ke sektor pertanian, maka akan terjadi kekosongan pelaku usahatani ke depan.

“Petani tua akan berkurang secara alamiah, dan tanpa regenerasi yang dirancang dengan baik, kita bisa kehilangan keberlanjutan,” katanya.

Acara Grand Final Young Ambassador Agriculture dibuka oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Muhammad Amin. Dia menjelaskan bahwa ajang ini merupakan wadah penting bagi generasi milenial untuk berkontribusi dalam sektor pertanian dan mempromosikannya secara lebih luas.

“Tujuan utama dari acara ini adalah mendorong generasi muda agar terlibat langsung dalam pembangunan pertanian sekaligus menjadi agen promosi pertanian kepada masyarakat luas,” ujar Amin.

Menurutnya, tantangan sektor pertanian di masa depan semakin kompleks. Beberapa negara tetangga bahkan telah menghadapi krisis pangan. Namun Indonesia sebagai negara agraris masih mampu bertahan berkat kontribusi nyata para pelaku pertanian, termasuk generasi muda yang mendukung berbagai program strategis pemerintah.

“Kita patut bersyukur bahwa pertanian tetap menjadi sektor andalan dalam menjaga stabilitas pangan nasional. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran penting generasi muda,” tambahnya.

Sementara itu, Project Manager Program YESS, Miko Harjanti, menjelaskan tahapan seleksi panjang yang telah dilalui para finalis sebelum mencapai Grand Final. Tahap pertama adalah pendaftaran secara online yang berlangsung pada 1–16 Maret 2025 dengan animo 615 pendaftar. 

Setelah seleksi administrasi, peserta melalui tahap verifikasi dan validasi secara daring, di mana peserta menyampaikan profil usaha, strategi bisnis, serta kegiatan pemberdayaan yang mereka jalankan hingga didapatkan 50 peserta terbaik yang melaju ke babak Grand Final.

“Selama Grand Final yang berlangsung selama 4 hari, peserta dibekali materi overview Program YESS dan peran generasi muda di sektor pertanian, public speaking, personal branding, dan etika bisnis. Mereka juga dilatih membuat konten digital, mempromosikan kegiatan di media sosial, hingga bagaimana cara menjadi entrepreneur unggul dan berdampak,” kata Miko. 

Melalui inisiatif Young Ambassador Agriculture,  tidak hanya dicari individu berprestasi, namun juga agen perubahan yang mampu menularkan semangat, memotivasi, dan mengajak lebih banyak lagi generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam memajukan pertanian nasional.

“Selamat kepada seluruh peserta. Kalian adalah prototipe terbaik bangsa Indonesia yang telah menunjukkan komitmen nyata untuk kemajuan sektor pertanian nasional,” tutupnya.