Dorong Pengobatan Presisi di Bidang Onkologi, PathGen Fasilitasi Kolaborasi Kemenkes dan CRUK
Jakarta – Medical Genomics Summit 2025 yang berlangsung di Auditorium Lama, RSK Dharmais, Jakarta Barat, menghadirkan semangat baru lewat sebuah kolaborasi lintas sektor untuk masa depan kesehatan di Indonesia.
Kegiatan seminar bertajuk "Penerapan Precision Medicine Dalam Pelayanan Kesehatan" ini sekaligus menjadi ajang kolaborasi dari berbagai pihak diantaranya Kemenkes, Rumah Sakit Kangker Dharmais, BPJS, CRUK (Cancer Research United Kingdom) dan PathGen guna menjawab tantangan kesehatan di Indonesia.
Dirjen. Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia memberikan apresiasi tinggi kepada PathGen yang sudah menggelar Medical Genomics Summit 2025.
Dr. Dra. Lucia Rizka mengatakan, kegiatan seperti ini dapat menyatukan visi dan menciptakan sebuah solusi untuk mengahadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam dunia kesehatan.
"Kami sangat berterima kasih kepada CRUK (Cancer Research United Kingdom) dan PathGen yang telah menginisiasi kegiatan ini hingga terciptanya sebuah kolaborasi," kata Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, dikutip Sabtu, 3 Mei 2025.
"Seminar ini juga merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara Kementerian Kesehatan dan CRUK (Cancer Research United Kingdom) yang disupport langsung oleh PathGen salah satu startup di bidang medical devices dalam bidang alat kesehatan khususnya untuk diagnostik," sambungnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa pemilihan tema "Precision Medicine" dalam kegiatan seminar ini, menjadi topik pembahasan yang sangat tepat untuk merumuskan berbagai strategi pencegahan terhadap penyakit kanker yang di Indonesia.
"Precision Medicine tadi sudah dibahas ya dan saat ini kita juga sudah mengarah pada Precision Medicine atau pengobatan yang tepat berbasis pada genetik masing-masing individu. Jadi diperlukan riset khususnya di bidang kanker," ungkapnya.
Dok. Istimewa
- -
"Riset kita saat ini memang belum terlalu maju dibandingkan negara-negara lainnya. Oleh karena itu kesempatan ini sangat baik dan bermanfaat bagi kita, apalagi CRUK memiliki hasil riset terapi terutama bagi pasien kanker. Dan ini sangat penting, karena itu kita harus bekerjasama dengan institusi-institusi yang establish," ungkapnya.
Sementara itu, Seorang peneliti diaspora yang aktif berkontribusi di Cancer Research UK, Scotland Institute yang juga merupakan CEO & Founder PathGen Diagnostik Teknologi, Dr. Susanti mengungkapkan perasaannya setelah dipercaya untuk memfasilitasi kerjasama antara Kemenkes dan CRUK dalam bidang Geonomik.
"Suatu kehormatan bagi saya bisa memfasilitasi kerjasama dibidang Genomik dan Precision Medicine sehingga harapannya agar pasien-pasien khususnya kanker mendapatkan layanan yang tidak kalah baiknya dengan yang ada di negara-negara lain," ungkap Dr. Susanti.
"Saya juga tak lupa mengucapkan terimakasih atas support dari Kementerian Kesehatan dan juga kedutaan besar Inggris yang turut membantu terlaksananya kerjasama ini," sambungnya.
Dr. Susanti juga menjelaskan bahwa PathGen merupakan sebuah start up yang bergerak di bidang molekular diagnostik untuk penentuan terapi dan screening penyakit kanker di indonesia melalui inovasi-inovasi terbaru dalam dunia kesehatan.
"PathGen merupakan sebuah startup yang saya dirikan karena saya sendiri merupakan pasien kanker dulu sempat di treatment di Indonesia, kemudian saya melanjutkan sekolah di UK tentang studi kanker juga sehingga saya bisa melihat adanya perbedaan pada layanan yang ada di Indonesia dan luar negeri itu yang mendorong terbentuknya PathGen," jelasnya.
"Dengan upaya kita bisa meningkatkan kualitas Diagnostik dan tes genetik untuk pasien kanker dan penyakit lainnya yang ada di Indonesia, kami juga berharap menjadi salah satu pelopor dalam mengembangkan inovasi-inovasi di dalam negeri sehingga kita bisa meningkatkan ketahanan nasional di bidang alat diagnostik dan produk-produk yang kita hasilkan sesuai untuk digunakan oleh pasien-pasien di Indonesia," ujar Dr Susanti.
Dikesempatan yang sama, Chief Business Officer (CBO) PathGen Diagnostik Teknologi, Prio Wibisono menjelaskan bahwa pada kegiatan seminar ini di hari pertama ini, fokus pembahasan utama soal ekosistem dengan berbagai riset.
"Di hari pertama fokus kita adalah membahas ekosistem dan bagaimana kita mentranslate riset bisa menjadi produk yang bermanfaat bagi pasien-pasien kanker di Indonesia. Dan produk-produk tersebut harus memiliki kualitas yang tinggi dan Yang pastinya juga merupakan karya anak bangsa," pungkas dokter yang akrab disapa Wibi itu.
Untuk diketahui, Data Global Cancer Observatory mencatat sebanyak 408.661 orang di Indonesia mengidap penyakit kanker dengan angka kematian sebesar 242.099 atau lebih dari 50 persen dari total kasus secara keseluruhan.
Bahkan, hingga saat ini jumlah kasus kanker di Indonesia terus meningkat dan diprediksi akan terus melonjak hingga lebih dari 70 persen pada tahun 2050 mendatang, jika langkah pencegahan dan deteksi dini tidak diperkuat.
Sebagai perusahaan startup bioteknologi kesehatan di Indonesia, PathGen akan terus mendorong pengobatan presisi di bidang onkologi, penyakit genetik, hingga kesehatan reproduksi melalui teknologi diagnostik molekuler. Teknologi ini memungkinkan deteksi dini, diagnosis yang akurat.