9 UMKM Indonesia Pamer Karya di Jantung Kota Tokyo
Tokyo – Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, bersama perwakilan Wali Kota Katsushika-ku Tokyo, Katsunori Aoki, meresmikan pembukaan House of Handicraft Indonesia in Tokyo atau HHT, sebuah ruang pamer sekaligus kantor perwakilan permanen bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) Indonesia di Jepang.
Sebanyak 9 kelompok UMK binaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo telah tergabung dalam House of Handicraft Indonesia in Tokyo, dengan menampilkan produk kerajinan unggulannya.
Mereka adalah PT Ralio Selesa International yang dikenal lewat label Selesa Handicraft, serta PT Amertha Manunggal Mesari dengan merek dagang Kau Bali. Nama-nama lain yang ikut berpartisipasi adalah OEMANKA (OMK), Keboen Keyang Pottery, dan PT Namira Ecoprint Indonesia yang mengusung produk tekstil ecoprint ramah lingkungan.
Sementara itu, D’Stories Indonesia menawarkan produk tas dan aksesori, disusul Winddam dengan koleksi dekorasi rumah berbasis kain tradisional. UMK lainnya adalah Rajutarie yang menghadirkan produk rajutan kontemporer, serta Emma Little Things yang mengangkat kerajinan berbasis manik dan sulam.
Direktur SDM dan Umum Pelindo, Ihsanuddin Usman menyambut positif peresmian House of Handicraft Indonesia in Tokyo sebagai jembatan bagi UMK binaan menembus pasar ekspor.
Keterlibatan UMK dalam House of Handicraft Indonesia in Tokyo merupakan bagian dari implementasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo, Gedor Ekspor yang fokus pada pemberdayaan UKM untuk bisa ekspor.
“Kami berharap langkah ini dapat mempercepat proses go global para pelaku UMK dan sekaligus memperkuat ekosistem industri kreatif nasional,” ujar Ihsanuddin Usman dalam keterangannya.
House of Handicraft Indonesia in Tokyo dirancang sebagai pusat promosi dan pemasaran produk kerajinan tangan Indonesia untuk menjangkau konsumen Jepang dan pasar global.
Dengan keberadaan toko fisik serta kantor operasional di Tokyo, UMK Indonesia kini memiliki akses langsung ke sistem perdagangan Jepang, termasuk kemudahan dalam urusan logistik dan bea cukai. Mereka juga dapat menjadikan HHT sebagai titik awal untuk mengikuti berbagai pameran internasional dengan basis pengiriman dari Jepang.
Produk-produk yang dipamerkan di House of Handicraft Indonesia in Tokyo juga tersedia secara online melalui situs handicraft group dalam Bahasa Jepang. Fasilitas ini memungkinkan konsumen lokal membeli produk kerajinan Indonesia dengan mudah dan nyaman menggunakan bahasa serta platform yang akrab bagi mereka.
Febrianto Zenny, Departemen Head Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan berharap, melalui Program Gedor Ekspor, lebih banyak UMK Indonesia dapat bergabung dan memanfaatkan House of Handicraft Indonesia in Tokyo sebagai gerbang menuju pasar internasional.
“Inisiatif ini akan menjadi pijakan penting dalam memperkuat posisi industri kerajinan Indonesia di mata dunia,” katanya.