Tarif Trump Turun jadi 19 Persen, Analis: Market Merespons Positif, Menguntungkan Posisi RI

Presiden Prabowo
Sumber :

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperlihatkan kembali penguatan signifikan. Kondisi itu memperpanjang reli tujuh harinya di tengah sentimen positif dari luar negeri. 

Salah satu faktor pendorong penguatan IHSG itu adalah pengumuman terbaru dari Presiden AS Donald Trump terkait tarif impor terhadap produk RI yang awalnya 35% jadi 19%.

Analis Panin Sekuritas, Aqil Triyadi menilai pasar merespons positif perkembangan ini, terutama lantaran kesepakatan tersebut dinilai menguntungkan posisi RI.

Market merespons positif ya apa yang terjadi di kesepakatan dagang antara Amerika dan juga Indonesia,” kata Aqil kepada awak media, Rabu, 16, Juli 2025.

Menurut dia, tarif impor untuk produk RI yang kini dipangkas jadi 19% adalah hasil negosiasi antara Presiden Prabowo dengan pihak AS. Dengan demikian, bisa memberikan angin segar bagi kinerja sejumlah emiten ekspor.

Dia bilang kondisi itu bisa jadi salah satu hal yang positif untuk sector ekonomi RI. 

"Artinya perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak harus membayar tarif impor yang lebih besar dibandingkan sekarang,” jelasnya.

 

Ilustrasi Ekspor-Impor

Photo :
  • -

 

Aqil menjelaskan sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan ekspor termasuk komoditas dan manufaktur. Kondisi itu diproyeksikan akan mendapatkan sentimen positif dari kebijakan ini. 

Sementara, IHSG diprediksi masih memiliki ruang penguatan lebih lanjut terutama jika ditopang oleh keputusan suku bunga domestik yang bersahabat.

Pun, Aqil juga menilai kondisi pasar sebelumnya sempat diliputi kekhawatiran karena kebijakan tarif tinggi Donald Trump. Namun, saat ini dengan adanya pelonggaran, sentimen berbalik arah.

“Pas kita lihat pas lagi mereka di bulan-bulan lebaran, libur lebaran, tiba-tiba Presiden Trump itu mengumumkan tarif yang besar ke berbagai negara. Itu kan market langsung crash gitu ya. Dan terus sekarang tarif sudah bisa dinego, sudah bisa turun 19%,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menilai sentimen positif ini bisa menopang pergerakan IHSG hingga jangka menengah. Tapi, dia mengingatkan pasar juga akan tetap mencermati arah suku bunga Bank Indonesia dan perkembangan global, termasuk inflasi AS serta kebijakan The Fed.

“Kalau nanti yang positifnya suku bunga turun lagi di bagian Indonesia. Nah, ini yang menjadi driver jangka panjang ketika IHSG bisa tembus lagi ke level 7.400 bahkan ke level 7.500,” ujarnya.