Survei Pilkada Pemalang, Mayoritas Gen Z dan Milenial Pilih Mansyur Hidayat
Jakarta - Panel Survei Indonesia (PSI) merilis hasil survei tentang Preferensi politik Generasi (Gen) Z dan Milenial di Kabupaten Pemalang menjelang Pilkada Pemalang 2024. Survei juga mengukur elektabilitas calon bupati Pemalang 5 bulan menjelang pelaksanaan Pilkada Pemalang 2024.
Direkrur eksekutif PSI Bagas Mahendra menyatakan, survei yang dilaksanakan pada 1-10 Juli 2024 ini menyasar pemilih pemula atau Gen Z dan Millenial antara umur 17 hingga 40 tahun. Sebagai informasi jumlah pemilih muda d Pemalang pada Pemilu 2024 sebanyak 60 persen dari total pemilih.
"Survei dilakukan dengan mewawancarai responden dengan tatap muka sebanyak 1280 responden Gen Z dan Milenial berusia 17-40 tahun. Mereka dipilih melalui metode multistage random sampling, dengan margin of error ± 2,74 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," kata Bagas dalam keterangan pers, Senin, 15 Juli 2024.
Hasil survei Calon Bupati Pemalang dengan pertanyaan terbuka atau on the spot ,siapa tokoh yang akan dipilih sebagai Bupati Pemalang jika pilkada digelar saat ini kepada responden yang mewakili masyarakat Pemalang menghasilkan pilihan secara Top of Mind.
Hasil di antaranya 1. Mansyur Hidayat sebagai petahana dipilih sebanyak 32,6%, 2. Anom Widiyantoro 19,2%, 3. Agus Sukoco 11,7%, dan 4 Iskandar Ali Syahbana 5,6% Kemudian, 5. Eka Prasetya Wardoyo 4,3%, 6. Nur hidayat 2,1% 7. Heri setiawan 1,8% 8. Istadi 1,6% 9. Dwi hartono 1,1% 10. Nurkholis 1,1% 11. Eka Widodo 0,9% 12. Edi Susilo 0,6%, dan yang tidak memberikan jawaban sebanyak 17 4%.
Sementara itu, dari hasil survei PSI diketahui calon petahana Mansyur Hidayat masih menempati urutan teratas. Dalam simulasi 5 calon, elektabilitas Mansyur Hidayat berada di angka 47,3 %.
Disodorkan beberapa nama calon bupati Pemalang yang memilih Masyur Hidayat 47,3%, Iskandar Ali Syahbana 13,6%, Anom Widiyantoro 11,9%, Eka Prasetya Wardoyo 10,1% dan Agus Sukoco 4,7%, tidak menjawab 12.4%, Selain itu, lanjut Bagas, juga dilakukan simulasi 3 nama calon bupati pemalang pada responden untuk dipilih sebagai bupati pemalang jika pilkada digelar saat ini.
Hasilnya Masyur Hidayat dipilih sebanyak 52,7% kemudian Anom Widiyantoro 20,4% dan Agus Sukoco 17,6% dan tidak memilih sebanyak 9,3%. Ketika disimulasikan 2 nama, tidak menunjukkan hasil begitu berbeda bagi petahana.
Dikatakan, bila disodorkan 2 Nama maka yang memilih Masyur Hidayat 59,3% dan Anom Widiyantoro 29,4% dan 11,3 % tidak menjawab atau belum menentukan pilihannya.
Menurut Bagas, terkait tingginya elektabilitas petahana bupati Pemalang ini disebabkan oleh tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Bupati Pemalang Mansyur Hidayat meski hanya selama 3,2 tahun.
“Ada korelasi antara kepuasan publik dan elektabilitas, secara keseluruhan, masyarakat puas dengan kinerja petahana. Tingkat kepuasan tinggi terutama terlihat dalam bidang kesehatan dengan persetujuan lebih dari 89,7 %, infrastruktur yang memuaskan sebesar 87,8%, pendidikan sebesar 87,3%, dan pertanian 81,8%.
"Responden juga diminta untuk menilai janji politik yang dibuat oleh bupati dan wakil bupati selama kampanye. Hasilnya bervariasi, dengan 34,4% merasa janji tersebut sesuai, 41,3% cukup sesuai, 3,1% sangat sesuai, 14,8% tidak sesuai, dan 1,6% sangat tidak sesuai, sementara 4,8% tidak memiliki pendapat yang jelas," ucapnya.
Bagas mengungkapkan, selain itu juga tinggi tingkat elektabilitas memiliki hubungan dengan tingkat penerimaan atau akseptabilitas terhadap bakal Calon Bupati Pemalang. Perihal ini Mansyur Hidayat memiliki tingkat Akseptabilitas mencapai 88,9%.
"Kemudian Anom Widiyantoro 56,2% ,Eka Prasetya Wardoyo 51,3% dan Iskandar Ali Syahbana 48,7%. Lalu, Agus Sukoco 44,6% dan nama Calon bupati lainnya di bawah 40% tingkat akseptabilitas nya," ujarnya.
Pihak lain, pengamat politik Dr Muhammad Adlan Nawawi menilai, wajar calom petahana tingkat elektabilitasnya jauh lebih tinggi dari calon-calon kepala daerah yang lain. Karena seorang petahana lebih familiar.
"Apalagi kalau masyarakat daerah tersebut sudah merasakan program dari petahana, saat dia memimpin, bahkan jauh sebelum Pilkada. Entah itu bansos, perbaikan jalan, dan lain-lain," ucapnya secara terpisah.
Sementara itu, Adlan menilai, terkait mayoritas usia Gen Z dan milenial lebih memilih petahana juga dikarena faktor program yang telah dirasakan mereka. Apalagi, calon petahana tersebut rutin membuka ruang konunikasi atau diakusi.
"Kalau Gen Z dan milenial banyak yang memberikan dukungan pada petahana ijuga membuktikan bahwa kinerjanya bagus selamat menjabat. Sebab Gen Z dan milenial adalah para pemilih kritis, rasional," ujarnya.