Kelompok Suporter Tolak Politisasi isu Sepak Bola di Pilgub DKI 2024
"Jangan dibuat seolah, misal A adalah pendukung Biru dan musuh dari pendukung oranye. Imbasnya tidak hanya saat Pilgub saja, pasti berkepanjangan," tegasnya.
Diingatkan Parid, saat ini kepemimpinan Erik Tohir di PSSI terus berupaya membangun harmonisasi ekosistem sepakbola. Menurut Parid, tidak hanya berusaha meraih prestasi, visi PSSI saat ini ditafsirkannya membangun sepakbola menjadi alat perekat bangsa.
Selain mengingatkan bahaya perpecahan dampak dari politisasi isu sepakbola, Parid juga berharap para kandidat bisa memberikan perhatian dan kesempatan setara kepada seluruh kelompok masyarakat di Jakarta. Dicontohkannya, perlakukan tehadap kelompok masyarakat eks Kampung Bayam, agar tidak diberi eksklusifitas dan kesempatan yang sama dengan warga lain untuk mendapat hunian di Rusun JIS.
"Pembangunan JIS serta Rusun itu dari duit warga Jakarta. Kesempatan ekslusif memiliki Rusun bagi mereka akan membangun kecemburuan dan rasa ketidakadilan bagi masyarakat," ujarnya.
Karena itu, Ia mengimbau para kandidat Cagub dan Cawagub bisa mempelajari lebih dalam tentang akar budaya dan sosial di DKI Jakarta agar memiliki pemahaman yang utuh berbagi hal di Jakarta. Seperti halnya klub sepak bola era perserikatan, dibangun berbasis kota, dan DKI Jakarta saat ini memiliki 5 kota serta 1 kabupaten administrasi.
"Paslon bertemu Bang Foke untuk memahami budaya Betawi itu sudah langkah bagus. Tapi kami harap juga pelajari akar sosial lain sehingga akselerasi Jakarta menuju kota global akan lebih smooth dan mulus," tandasnya.