Kisah Pilu Bocah Gibran yang Nangis Kelaparan di Bogor, Malah Ditinggal Kabur Ibu
- IG Camat Bojonggede
Camat Bojonggede, Tenny Ramdhani membantah jika Pemerintah Desa Rawa Panjang mengintimidasi dan mengancam konten kreator Ahmad Saugi, yang memviralkan Gibran anak yang meronta sambil menangis meminta makan kepada ibunya.
"Terkait pemerintah desa akan memenjarakan itu sebetulnya tidak ada hal seperti itu. Maksud tujuannya, mungkin ini kan inisiasi pemerintah desa bersama tokoh, dan masyarakat di Rawa Panjang, resah dan berkeberatan terkait video tersebut akhirnya viral, desa mereka dengan stigma yang tidak mengenakan gitu," kata Camat Bojonggede, Tenny Ramdhani.
Tenny mengatakan, video klarifikasi yang dibuat oleh pemerintah desa dan Ahmad Saugi selaku konten kretator murni hasil musyawarah. Di mana musyawarah terjadi cukup lama dan melibatkan banyak tokoh masyarakat.
"Terkait viralnya Ahmad Saugi selaku konten kreator diintimidasi oleh pemerintah Desa sebetulnya tidak ada. Membuat video klarifikasi itu yang diminta kepala desa, dalam waktu yang panjang dari pagi selesai sore, membuat naskah pernyataan itu berdasarkan musyawarah karena mungkin di dalamnya banyak kepala atau lain sebagainya, sehingga kaya akan narasi di pernyataannya," ungkapnya.
Terkait wajah Ahmad Saugi yang terlihat dalam tekanan, menurut Tenny, itu semata hanya karena konten kreator itu kelelahan. Dan sudah sepenuhnya sepakat hasil musyawarah.
"Kondisi Ahmad Saugi dalam keadaan capek, dia membacakan terlihat seperti tertekan, Ahmad Saugi sudah memasrahkan bahwa mereka mengikuti apa yang disepakati dalam musyawarah," jelasnya.
Selain itu, kata Tenny, musyawarah yang digelar untuk menyepakati keinginan masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang.