Simon Kamlasi, Jenderal Jenius Perancang Rantis Komodo Meraih Asa di Pilgub NTT

Brigjen Simon Petrus Kamlasi cagub NTT
Sumber :
  • Jo Kenaru

Cerita KitaCalon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Simon Petrus Kamlasi bertatap muka dengan ratusan pendukungnya di Ruteng Ibukota Kabupaten Manggarai, Rabu 22 September 2024.

Ahmad Ali usai Pengambilan Nomor Urut: Mari Kita Laksanakan Politik Riang Gembira

Selama menyampaikan orasi, cagub berlatar belakang Jenderal TNI itu menceritakan prestasi dia sejak sekolah di SMA Taruna Nusantara tahun 1990 kemudian melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer Magelang tahun 1993.

Diakui Simon Petrus Kamlasi ia memang cerdas dari SD dan SMP di tanah kelahirannya di So'e Timor Tengah Selatan (TTS). Di SMA Taruna Nusantara pun, Kamlasi selalu juara. Kepintaran Kamlasi terbawa ketika ia masuk Akademi Militer di Magelang.

Embrio Relawan Haji Lulung Dukung Pasangan Pramono-Rano di Pilgub Jakarta

Meski dinyatakan lulus Akmil, Kamlasi ternyata diterima juga  di 3 kampus. Di ITB,  BPPT dan STT Telkom.

"Saya awalnya memang ingin kuliah di universitas favorit di Indonesia termasuk di luar negeri. Waktu itu saya juga diterima di 3 universitas yang saya incar ITB teknik industri, BPPT Pak Habibie dulu dan STT Telkom jurusan teknik elektro. Di penghujung menentukan pilihan Bapak saya bilang kamu pilih saja Akmil akademi militer kenapa biar kamu jadi gubernur itu tahun 1993. Karena gubernur terdahulu Pak Herman Musakabe,  Pak Eltari, Pak Ben Mboi itu tentara jenderal," ungkap Kamlasi.

Dapat Nomor Urut 2 di Pilkada Sultra, ASR-Hugua Ajak Masyarakat Ciptakan Pilkada Harmonis

Selama di Akmil kemampuam akademik Simon Petrus cukup mencengangkan. Nilai ujian untuk mapel eksata-nya selalu teratas.

"Masuk di akademi militer saya masuk di jurusan sesuai dengan kemampuan saya. Fisika matematika dan kimia itu nilai saya 100. Jadi di Akmil itu bingung ini anak mau dikasih jurusan apa. Akhirnya saya disuruh ambil jurusan teknik mesin. Kuliah militernya di Akmil kuliah teknik mesinnya di UGM," cerita SPK disusul gelak tawan para hadirin.

Brigjen Simon Petrus Kamlasi cagub NTT

Photo :
  • VIVA

"Saya juga lulusan terbaik. Korps peralatan yang saya pimpin juga juara 1 itu terjadi di Akmil. Menjadi taruna berprestasi sudah saya alami," imbuhnya.

SPK, sapaan akrab Simon Petrus Kamlasi juga menceritakan panjang lebar karya gemilangnya selama menjadi seorang prajurit TNI AD sampai akhirnya terjun ke politik.

"Saya jenderal muda yang baru pensiun. Usia dinas saya masih 11 tahun lagi saya hitung saya bisa pensiun jenderal bintang tiga. Tapi untuk apa toh kalau pensiun juga orang hanya lihat tanda bintang di foto. Tapi saya ingin dikenang oleh jutaan penduduk NTT sebagai seorang gubernur yang banyak berbuat baik untuk kesejahteraan masyarakat NTT," kata Kamlasi.

Satu Paviliun dengan SBY dan Prabowo di Akmil

Satu hal yang dicatatkan Kamlasi betapa ia berbangga sebagai seorang taruna. Ceritanya ada tradisi di Akmil bahwa taruna berprestasi biasanya ditempatkan di paviliun khusus. 

Diceritakan Kamlasi bahwa paviliun yang konon ditempati Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo Subianto juga ditempati seorang Simon Petrus Kamlasi.

"Tempat tidur saya di paviliun 5 itu di sebelahnya paviliun Pak Prabowo. Saya di pavilion 5A. Tempat tidurnya Pak Prabowo yang di sebelah saya. Terus di 5A itu tempat tidurnya Pak SBY. Sekarang tempat itu sudah jadi museum karena orang-orang hebat lahir dari ruangan itu. Saya sangat bangga satu paviliun saya dengan SBY pavilion 5A. Prestasi dulu baru bisa di situ," ia mengisahkan.

Perancang Rantis Komodo

Saat berpangkat Mayor, Simon Petrus Kamlasi ditugaskan di bengkel peralatan angkatan darat yang memproduksi senjata kendaraan dan amunisi. Korps tersebut juga bertugas memelihara peralatan militer dan membagi-bagikannya ke seluruh angkatan darat. 

"Saya ditugaskan ketika saya berpangkat mayor untuk membuat satu riset yang menggantikan mobil-mobil kita yang sudah tua. Para danki yang membawa Jeep hardtop yang tua-tua itu sudah punah jadi harus ada kendaraan baru yang cocok tapi buatan Indonesia. Itu saya yang mengkaji kendaraan taktis komandan kompi dan komandan batalyon," ujar Kamlasi.

"Waktu itu saya kaji dan saya menamakan komodo. Bapak ibu biar tahu bahwa Gubernur ini harus ada isi. Saya yang buat kajian saya riset namanya komodo, karena menurut saya di dunia ini komodo hanya ada di NTT dan merk itu akhirnya disetujui sampai hari ini. Boleh lihat di Google di situ ada tulisan Komodo Pindad," ulas SPK.

Komodo Pindad merupakan kendaraan taktis (rantis) baja ringan anti peluru. Fitur desainnya dibuat mirip dengan keluarga Renault Sherpa Light Scout yang juga dipakai di Indonesia.

"Itu rancangan awalnya ada di pusat peralatan tempat saya berdinas nanti kalau anak-anak muda yang baru lulus dari BLK-BLK baru kita bawa dia lihat bagaimana karya-karya ilmu pengetahuan yang dibuat oleh anak NTT," sambungnya.

Sekarang, kata SPK, Pindad memproduksi temuan Simon Petrus Kamlasi secara massal dan terus mengembangkan riset lanjutan. 

Selanjutnya ketika dipercayakan memimpin Laboratorium Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Lab Dislitbang TNI AD) , Kolonel Simon Petrus Kamlasi mengembangkan sebuah prototipe kendaraan amfibi multiguna. 

Tidak hanya untuk kegunaan militer, kendaraan amfibi ini juga nantinya didukung kemampuan fungsional sebagai kendaraan penanggulangan bencana banjir. "Berikutnya ada peralatan amfibi yang bisa di laut bisa di darat itu saya yang buat bisa dilihat di YouTube amfibi Simon pasti ada," terangnya.

Temuan SPK lainnya yakni  membuat kendaraan tempur jarak dekat yang dipakai Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

"Itu kajiannya juga pada saya. Saya membuat bentuk pertamanya itu masih ada, masih ada di laboratorium dan saya adalah kepala laboratorium penelitian TNI AD, semua persiapan peralatan militer penelitiannya di tempat saya itu sudah saya alami," papar Simon.

"Kalau ada yang ke Kupang datang ke batalyon Armed di Naibonat di situ ada kendaraan yang menarik meriam. Teknologi yang ada di dalamnya hidrolik mesin-mesin penyalur tenaga sasis dan body plat anti peluru semua ada di kepala saya," sebut Kamlasi dibalas tepuk sorak pendukungnya.

Dapat Rekor MURI

Selain moncer dengan temuan di bidang peralatan militer, Brigjen Simon Petrus Kamlasi juga merintis pompa hidram di Indonesia.

Saat berpangkat Kolonel, Kamlasi juga menorehkan prestasi luar biasa. Berkat dukungan TNI AD dan kolaborasi dengan masyarakat ia berhasil mengembangkan Pompa Hidrolik Ram, (Hidram) yang revolusioner, mengatasi masalah kekeringan di seluruh pelosok negeri.

Prestasinya tidak hanya diakui oleh masyarakat. Karya spektakuler Kamlasi tercata di Rekor MURI. Pada 27 Januari 2015 ia menerima penghargaan MURI sebagai perancang pompa air terbanyak di dunia.

"Di samping teknologi militer ada hal yang saya terapkan untuk pelayanan kepada masyarakat. Itu saya memprakarsai membuat pompa hidram pompa tanpa bahan bakar dan listrik yang kita pakai secara massal untuk masyarakat. Di Indonesia sudah hampir 3000 di NTT sudah 400-an titik di Manggarai pun ada beberapa. Dan saya mendapat rekor MURI sebagai pemrakarsa pompa air terbanyak di dunia," beber Kamlasi.

Melanjutkan Karya Ben Mboi

Dalam kesempatan itu SPK juga menyampaikan tekadnya melanjutkan karya mendiang Ben Mboi yang populer dengan program Nusa Makmur dan Nusa Hijau.

"Leadership yang hebat yang sudah ditunjukkan oleh Opa Ben Mboi. Masih ingat semua operasi bisa hijau operasi Nusa Makmur. Hari ini Bapak Ibu saudara-saudari sekalian Ben Mboi baru akan lahir dari TTS. Tapi ada tambahan dari jenderal air saya tambah dengan airnya. Kalau Pak Ben boy dulu menanam pohon sebanyak-banyaknya menghasilkan air artinya beliau menanam air sekarang bagian saya yang mengirim air ke masyarakat," cetusnya.

Suskses mengatasi masalah air untuk perkebunan pertanian  di NTT dengan memasifikan pompa hidram, SPK juga sudah merancang inovasi mengatasi  persoalan air minum untuk masyarakat.

"Saya akan melakukan penyuntikan air ke pipa-pipa utama dari sumur-sumur masyarakat supaya semua pipa tidak ada yang kosong harus selalu ada air. Yang punya air itu dapat setengah harga karena dia menyumbang air. Ketika dia dapat maka dia pasti akan menjaga sumur ini supaya tidak rusak. Air mengalir sampai jauh sampai ke laut pun tetap ada di dalam pipa tidak ada yang namanya bayar angin," terang Kamlasi.

"Dan itu saya berlakukan di seluruh kota di NTT. Ruteng ini kota tua yang bersejarah taman-taman kotanya harus ada air mancur 24 jam caranya teknologi mata air disambungkan ke PLN supaya PLN tidak rugi pulsanya diisi oleh matahari meterannya disebut meteran eksim ekspor impor," ungkap Kamlasi.

Kamlasi rela melepas karir militer yang lagi bagus-bagusnya. Sesuai hitungannya jika masih bertahan menjadi prajurit ia amat berpeluang meraih 3 bintang di pundaknya.

Tapi tekad Kamlasi sudah bulat, ia dan cawagub Adrianus Garu ingin mengabdi untuk 6 juta warga yang tersebar di 22 Kabupaten/Kota di NTT.

"Saya memang meninggalkan karier militer saya di usia 49 tahun dengan pangkat terakhir Brigjen. Tapi  menghadirkan banyak jenderal ketika nanti saya terpilih menjadi gubernur juga mimpi saya. Saya amat menginginkan Kapolres, Dandim  di NTT sebaiknya harus putra-putri asli NTT supaya dikasih beban lebih kerja pakai hati karena dia tidur bangun di kampungnya," pungkas Kamlasi.

Jejak bakti SPK di militer selama ini terus dikembangkan oleh TNI Angkatan Darat. Pompa hidram rintisan SPK dipatenkan menjadi program berkelanjutan di lingkungan TNI AD. Pompa hidram dikembangkan di seluruh tanah air menyatu dalam program TNI AD Manunggal Air.

Di penghujung kariernya,  SPK juga mendapatkan Leadership Management Award dari ASEAN Magazine.

Di Pilgub NTT, paslon Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu mendapat nomor urut 3. Nama udara duet ini dikenal dengan paket 'SIAGA'.