Anakmu Adalah Cerminmu

Ilustrasi orang tua mengajari anak
Sumber :
  • Gustavo Fring / Pexels

Cerita Kita – Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Istilah ini dikatakan benar. Sebagaimana seorang anak yang memiliki sifat, wajah, karakter, ataupun hal lain yang mirip dengan orang tuanya.

Alamak! Bocah Tabrakkan Mobil Listrik Cherry ke Tembok Mal, Auto Beli?

 

Seperti apa perilakumu, maka itulah yang akan menjadi perilaku anakmu. Sebab, orang tua yang akan menjadi contoh untuk anak-anaknya. Orang tua yang akan menjadi tempat pertamanya untuk membentuk sikap dan perilakunya. Orang tua pula, yang akan mewariskan turunannya sebab adanya hubungan darah daging. Yang mana pada diri anaknya mengalir pula darah dari kedua orang tuanya.

Emak-emak Tolak Maafkan Anaknya yang Diciduk Polisi Gegara Tawuran: Capek Tau!

 

Untukmu yang saat ini belum menjadi orang tua, hendaklah terus membenahi diri. Ini adalah kesempatan yang harus betul-betul kalian jaga. Agar kau bisa menanam benih-benih kebaikan pada dirimu. Sebab apa yang kau tanam hari ini, bisa kau panen dengan baik kelak ketika Tuhan sudah menghendaki. 

Marak Ayah Lakukan Pelecehan Seksual ke Anaknya hingga Hamil, Bagaimana Hukumnya?

 

 

Menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah, perlu ketelatenan, kesabaran, dan pemahaman yang baik. Menjadi orang tua, membutuhkan kekuatan mental yang baik. Sebab, dengan cara yang baik, akan mudah bagi anak untuk menerima dan menjadi apanyang orang tua harapkan. 

 

Anak yang baik, anak yang hebat, akan tumbuh dari orang tua yang hebat. Anak yang kurang memiliki perhatian, korban broken home, biasanya akan mendapatkan dampak dari keadaan tersebut, dan lain sebagainya. Tentunya hal ini akan membawa pengaruh pada proses pertimbangan dan perkembangan anak.

 

Lain halnya dengan anak yang selalu mendapatkan perlakuan baik dan pembiasaan diri yang disiplin, akan menjadikan anak lebih bertanggungjawab dan merasa bahwa ia berada di sekeliling orang-orang yang menyayanginya. Ia memiliki teman bercerita, berkeluh-kesah, berlatih mandiri, dan sebagainya. Ia akan merasa aman dan tenang dalam menghadapi berbagai situasi. Karena sejak awal ia mendapatkan ketenangan namun juga pembelajaran disiplin dari orang tuanya.

 

Dari sini juga menjelaskan bahwa, perlakuan baik tidak harus selamanya dengan cara memanjakan anak ataupun menuruti setiap kemauannya, namun juga mengajarkan arti sebuah tanggung jawab yang harus diemban. 

 

Orang tua yang mandiri, akan menularkan kemandiriannya kepada anak melalui caranya mendidik. Begitu juga sebaliknya. Namun semua ini tidaklah sepenuhnya demikian. Ada orang tua yang malas, namun dalam mendidik anaknya ia berusaha memberikan pendidikan yang baik, mengajari mana yang harus menjadi tugas dan prioritas.

 

Dari penjelasan diatas menjelaskan bahwa adanya hubungan antara orang tua dalam membentuk anak dengan karakter anak yang diinginkan orang tua. Semua ini bisa saja terjadi. Orang tua akan melakukan apapun yang terbaik untuk anaknya.

 

Nah, perlu kita ketahui makna "Anakmu adalah Cerminmu" ini sejatinya adalah tidak melulu tentang karakter orang tua yang menurun pada anaknya saja, melainkan kesungguhan orang tua dalam membentuk karakter anak juga merupakan suatu bukti usaha yang terlihat bahwa itulah yang juga akan menjadikan contoh bagi anaknya.

 

Orang tua yang sungguh-sungguh, meskipun sebetulnya adalah pemalas, menunjukkan bahwa ia sebetulnya juga bisa bertanggungjawab dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dari keinginan yang kuat dan caranya yang berusaha keras agar anaknya bisa lebih baik dari dirinya (orang tua). Dan seseorang sejatinya dapat berubah pula demi mencapai suatu tujuan seiring berjalannya waktu. 

 

Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa makna "Anakmu adalah Cerminmu", sebenarnya bermakna pula jika cerminan anak sebetulnya bagaimana orang tua memperlakukan dan mendidik anaknya.

 

Jadi, ada sedikit pembelajaran umum untuk kita semua saat ini, baik yang belum berkeluarga, akan berkeluarga, ataupun yang sudah berkeluarga. Jika kelak anakmu salah, anakmu memiliki kekurangan, janganlah terlalu menyalahkannya. Sebab sifat, sikap, dan maupun karakter anak, sebetulnya adalah mengenalkan siapa dirimu. Sebagaimana cermin, anak tidak akan berbeda jauh dengan orang tuanya.

 

Dilansir dari Afif Ali Husain, pada Komunitas Parenting Indonesia di jejaring Facebook mengungkapkan:

 

1.Jika anakmu Berbohong, itu karena engkau Menghukumnya terlalu Berat.

2.Jika anakmu Tidak Percaya Diri, itu karena engkau Tidak Memberi dia Semangat 

3.Jika anakmu Kurang Berbicara, itu karena engkau Tidak Mengajaknya Berbicara 

4.Jika anakmu Mencuri, itu karena engkau Tidak Mengajarinya Memberi. 

5.Jika anakmu Pengecut, itu karena engkau selalu Membelanya. 

6.Jika anakmu Tidak Menghargai Orang Lain, itu karena engkau Berbicara Terlalu Keras kepadanya.

7.Jika anakmu Marah, itu karena engkau Kurang Memujinya. 

8.Jika anakmu Suka Berbicara Pedas, itu karena engkau Tidak Berbagi Dengannya. 

9.Jika anakmu Mengasari Orang Lain, itu karena engkau Suka Melakukan Kekerasan terhadapnya. 

 

10.Jika anakmu Lemah, itu karena engkau Suka Mengancamnya. 

 

11.Jika anakmu Cemburu, itu karena engkau Menelantarkannya.

 

12.Jika anakmu Mengganggumu, itu karena engkau Kurang Mencium& Memeluknya 

13.Jika anakmu Tidak Mematuhimu, itu karena engkau Menuntut Terlalu Banyak padanya.

 

14.Jika anakmu Tertutup, itu karena engkau Terlalu Sibuk.

 

 

Nah, kalimat-kalimat tersebut tentunya membuat kita mungkin sedikit tersentil dan sadar, bahwa pentingnya menjaga kebaikan dalam mendidik dan memperlakukan anak. 

 

Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, ia pastinya berharap anaknya dapat mengambil sisi-sisi positif pada orang tuanya. Namun, apakah kita sebagai orang tua dapat memastikan hal tersebut bisa dilakukan olek anak kita?

 

Mari kita ubah persepsi pada poin-poin diatas, agar anak tumbuh menjadi generasi penerus yang cerdas, sholeh/sholehah, dan mampu menjadi generasi emas untuk kehidupan di masa mendatang.