Hati-hati, Berhenti Lakukan Kebiasaan ini Saat Anak Terjatuh

Anak menyalahkan orang lain
Sumber :
  • Takasuu/iStock

Cerita Kita –Ketika anda melihat si kecil cenderung menyalahkan orang lain atas keadaan yang menimpanya, maka anda perlu cross check terlebih dahulu bagaimana cara anda mendidik si kecil sebelumnya. 

Berteduh Sambil Main HP, 3 Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap

 

Mungkin masih banyak orang yang ketika  anak terjatuh atau terbentur maka mereka akan mengatakan hal-hal seperti : “Temboknya nakal” atau “Gara-gara lantai ini, lantainya jahat” dengan tujuan supaya anak tenang dan tidak menangis, maka anda salah. 

2 Helikopter Angkatan Laut Malaysia Tabrakan, 10 Orang Tewas

 

Jika anda melakukan hal yang serupa seperti kasus diatas, bisa jadi hal tersebut menjadi pemicu kenapa anak memilih untuk melimpahkan kesalahan pada orang lain dibanding mengintropeksi  kesalahannya sendiri. 

Houthi sebut Arab Saudi Ingin Hapus Ayat Al Quran dari Buku Pelajaran demi Menangkan Tuntutan Zionis

 

Contohnya saat anak bermain bersama temannya dan ketika mainan rusak karena terjatuh kemudian anak menyalahkan temannya. Atau ketika alat tulisnya hilang, ia bilang itu semua karena orangtua tidak menyimpannya dengan baik. Jika anak mendapatkan nilai kurang bagus, si kecil mengatakan bahwa ini karena Guru yang kurang baik dalam menjelaskan. 

 

Seorang psikolog di Boston, AS, Kate Roberts mengatakan, jika anak-anak masih belum paham bahwa semua orang dapat melakukan kesalahan baik itu disengaja. Anak-anak yang melimpahkan kesalahan pada orang lain adalah langkah termudah baginya agar bisa menghindar dari konsekuensi yang harus dihadapinya.

 

Tampak sepele memang apa yang selama ini banyak dilakukan oleh orang tua saat anak terluka atau mengalami masalah, orang tua memilih jalan pintas dengan 'menyalahkan' hal-hal disekitarnya untuk menenangkan si kecil walaupun itu benda mati. Tanpa disadari dampak yang diakibatkan menjadi hal yang negatif berjangka panjang, antara lain ; 

 

1. Anak terdoktrin bahwa apapun perbuatannya yang menimbulkan perasaan negatif, baik itu rasa sakit maupun sedih adalah kesalahan orang lain atau benda-benda disekitarnya. 

 

2. Ketidakjujuran karena anak merasa hal yang dilakukannya adalah hal yang tidak mau ia tanggung konsekuensinya. Sikapnya menjadi defensif dengan berbagai cara termasuk berbohong. 

 

3. Anak tidak mau introspeksi diri. Merasa apa yang dilakukannya selama ini adalah yang yang benar dan orang lain salah. Ia merasa sama sekali tidak terlibat dengan masalah yang ia hadapi, dan enggan mengoreksi diri. 

 

Tentu jika hal yang dilakukan orang tua tersebut berlanjut maka akan mempengaruhi sikapnya ketika dewasa yang tidak mau menerima masukan orang lain dan cenderung tidak mau disalahkan. Sebagai orang tua tidak ingin anak-anak kita menjadi seperti dewasa. Maka, cobalah memakai cara lain ketika anak kita terjatuh atau terluka atas kesalahannya sendiri. 

 

 

Anak menyalahkan org lain

Photo :
  • Figure8Photos mu/iStock

 

 

Pertama yang harus dilakukan orangtua ketika anak terluka karena terjatuh karena kesalahannya sendiri, cobalah mengecek keadaannya. Berikan motivasi untuk bangkit dengan sendirinya jika memang dia tampak baik-baik saja,  dengan menggunakan kata-kata seperti : "nggak papa sayang, yuk berdiri sayang kamu pasti bisa anak pinter". 

 

Atau jika ia terluka, maka validasi rasa sakitnya kemudian baru kemudian hibur dia tanpa menyalahkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Sisipkan pesan supaya anak lebih berhati-hati kedepannya. 

 

Kebiasaan-kebiasaan kecil tersebut akan mendulang pemikiran positif sang anak supaya ketika mereka dewasa nanti agar bisa merenungkan apa yang sedang terjadi dan tidak menyalahkan orang lain atas keadaannya. Sehingga ia belajar bahwa setiap orang tidak ada yang sempurna dan pasti pernah melakukan kesalahan.