Menerima Diri, Belajar Dari Kisah Luka Cita - Velerie Patkar
- Youtube Gramedia Digital
Ia sering kali menyalahkan diri sendiri karena menilai apapun yang dilakukan adalah salah. Sedangkan Javier adalah orang yang berani dan selalu blak-blakan setiap kali berbicara.
Suka beradu argumen, namun disisi lain ia juga orang yang baik. Kekurangannya yaitu ia tidak bisa memaklumi dan berdamia dengan masa lalunya. Ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya, tetapi dirinya harus tetap tenang dan seolah tidak terjadi apa-apa.
Hidup tokoh ini mempunyai dua warna kehidupan ibarat hitam dan putih. Ada sosok yang berkata agar mendahulukan diri sendiri, tapi malah gagal memeluk dirinya sendiri.
Terlihat tegar dan berani, namun malah jadi penakut saat berhadapan dengan orang-orang sekelilingnya. Sehingga Javier dan Utara terpaksa sama-sama melepaskan mimpinya karena dikhianati cita-citanya sendiri.
Buku Luka Cita berhasil dirangkai Velerie dengan alur cerita yang terbilang pas sehingga pembaca dapat dengan mudah menikmati buku hingga tamat.
Salah satu faktor buku Luka Cita ini cukup laris yaitu karena kisah di dalamnya terasa relate di hati para pembaca. Yakni mengisahkan tentang dua orang pemimpi yang ternyata dikhianati impian sekaligus cita-citanya sendiri.
Pesan lain yang tersampaikan melalui novel Luka Cita ini adalah seseorang wajar memiliki dan mengakui kekurangan. Sebab orang lain yang kita nilai memiliki kehidupan lebih baik atau indah juga sama halnya dengan kita yaitu tidak sempurna.