Jembatan Gladak Perak, Peninggalan Belanda Berumur Belasan Tahun
- @gladakperaklumajang/instagram
Cerita Kita –Peninggalan jaman penjajahan Belanda hingga saat ini masih bisa kita temui. Termasuk Jalur Piket Nol yang merupakan Jalur penghubung antara kabupaten Lumajang dan Malang. Namun jalur ini terputus imbas longsor dan menyebabkan jalan ambles di KM 59, sehingga pengendara harus menggunakan jalur alternatif.
Pengerjaan proyek perbaikan yang direncanakan akan selesai di akhir tahun tertunda. Selain karena faktor cuaca, proyek perbaikan juga
sempat terhenti imbas terdampak erupsi gunung Semeru yang meletus pada Minggu (4/12/2022). Peristiwa tersebut juga berimbas ke ambrolnya jembatan Gladak Perak.
Jembatan ini cukup legendaris dengan cerita-cerita sejarah dibaliknya. Bagi yang sering bepergian antara kota malang dan lumajang, pasti cukup akrab dengan satu jalur alternatif di lereng semeru. Lokasinya piket nol terletak sekitar 60 km dari kota lumajang kearah malang, tepatnya di kecamatan Pronojiwo .
Dibangun pada tahun 1925, nama piket nol diambil karena pada masa penjajahan, jalur ini dipakai pemerintah kolonial sebagai titik pemeriksaan angkutan pembawa hasil bumi.
Jalur piket nol sering dihubungkan dengan berbagai kisah misteri. Tepatnya di jembatan lama yang kini tak lagi difungsikan, yaitu jembatan gladak perak. Mulai tidak dipakai pada tahun 2001, dan digantikan dengan pembangunan jembatan baru yang terletak di sisi selatan gladak perak, oleh Pemerintah Daerah setempat bersama Pemerintah Pusat.