Treyam Resor Mewah Melayang di Tepi Pantai, Proyek Ambisius NEOM Arab Saudi

Rancangan resor mewah di NEOM City Arab Saudi bernama Treyam
Sumber :
  • Saudi Times

Cerita KitaArab Saudi telah mengumumkan rencana untuk membangun sebuah resor mewah futuristik di NEOM bernama Treyam. Resor mewah itu didesain melayang terletak di jembatan sepanjang 450 meter menghadap laut.

Jelang Wukuf, Lebih dari 1,5 Juta Jemaah Haji dari Seluruh Dunia Tiba di Arab Saudi

Treyam merupakan sebuah resor dengan 250 kamar, lengkap dengan kolam renang tanpa batas terbesar di dunia. Letaknya menghadap sebuah laguna dekat dengan pantai Teluk Aqaba, sebuah resor utama yang oleh para pengembang disebut sebagai surga yang tinggi.

Berada 36 meter di atas air, hotel ini akan menawarkan para tamu pemandangan ke dalam air dari kamar mereka dan kolam renang infinity yang luas di teras atapnya.

Houthi sebut Arab Saudi Ingin Hapus Ayat Al Quran dari Buku Pelajaran demi Menangkan Tuntutan Zionis

Dalam sebuah pernyataan, Treyam, proyek megalomaniak NEOM terbaru, berkomitmen untuk menantang norma arsitektur dengan desain inovatif yang menciptakan ilusi seperti matahari terbenam dari jauh.

Didesain hanya beberapa meter di atas permukaan laut, dewan direksi NEOM mengklaim bahwa para tamu akan merasa seperti melayang saat memilih untuk menginap di resor tersebut.

Intip Rumah Mewah Eks Panglima TNI Andika Perkasa: Ada Lift hingga Pusat Kebugaran

Rancangan resor mewah di NEOM City Arab Saudi bernama Treyam

Photo :
  • Saudi Times

Berlokasi strategis di seberang pembukaan salah satu laguna biru terindah di ujung selatan Teluk Aqaba, Treyam berdiri sebagai gerbang kemewahan yang mengundang para tamu untuk bereksperimen dengan gaya hidup aktif," menurut pengumuman NEOM.

"Arsitekturnya yang mencolok seperti jembatan menghubungkan pantai utara dan selatan, menjadi tuan rumah resor mewah dengan 250 kamar," katanya dikutip dari The Sun, Kamis, 28 Maret 2024.

"Dari titik pandang yang tinggi, 36 meter di atas laut, para tamu disuguhi pengalaman yang menakjubkan, seolah-olah mengambang, dengan pemandangan laguna yang menakjubkan, karang yang hidup, dan perairan yang tenang dan tak terputus membentang hingga ke cakrawala"

Resor ini juga menggabungkan kemewahan dengan petualangan, menawarkan berbagai olahraga dan aktivitas, termasuk berlayar, menyelam, dan olahraga air lainnya.

NEOM juga akan memiliki banyak kegiatan di darat yang dapat diikuti oleh para tamu, dengan perawatan spa dan pilihan santapan mewah.

Treyam hanyalah salah satu dari sekian banyak proyek ambisius di Arab Saudi di NEOM City, termasuk The Line, Trojena dan The Mukaab semuanya telah diumumkan pembangunannya belum lama ini.

Diketahui, kerajaan telah menghabiskan dana sebesar US$1 triliun atau setara dengan Rp15,8 kuadriliun, dalam upayanya untuk menghilangkan ketergantungannya pada minyak.

Melalui investasi besar-besaran sebagai bagian dari Visi Arab Saudi 2030, negara ini telah meluncurkan proyek-proyek ambisius yang didanai miliaran minyak dengan tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sejalan dengan visi megalomania Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), Saudi sangat ingin menjadi pusat dunia.

Harga masing-masing proyek belum diketahui, tetapi Saudi diperkirakan menghabiskan US$175 miliar atau Rp2,7 kuadriliun, setiap tahun untuk proyek-proyek besar antara tahun 2025 dan 2028.

Dikritik Melanggar HAM

{{ photo_id=674 }}

 

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah berulang kali menyatakan kekhawatiran terkait dengan pembangunan proyek-proyek raksasa dan merusak situs masa lalu, dan baru-baru ini penggusuran paksa di sekitar beberapa situs NEOM.

Rencana pembangunan resor mewah itu diwarnai kisah mengerikan seperti ancaman, penggusuran paksa, dan pertumpahan darah, yang diduga melanggar hak asasi manusia (HAM).

Banyak proyek yang mendapat kecaman keras atas pelanggaran hak asasi manusia, termasuk proyek NEOM senilai $500 miliar (Rp7,9 kuadriliun) di mana suku-suku di wilayah itu diusir dari tanah air mereka, dipenjarakan atau dieksekusi.

Setidaknya 20.000 anggota suku Huwaitat menghadapi penggusuran, tanpa informasi mengenai di mana mereka akan tinggal di masa depan.

Alya al-Huwaiti, seorang aktivis yang berbasis di Inggris dan merupakan anggota suku tersebut, mengatakan dia diberitahu bahwa drone diterbangkan secara teratur di provinsi Tabuk.

Masyarakat suku percaya bahwa ponsel dan akun media sosial mereka diawasi secara ketat.

Pihak berwenang di kota pelabuhan Jeddah juga menghancurkan banyak rumah untuk melaksanakan rencana pembangunan Saudi, dan ribuan penduduk setempat digusur secara ilegal.

Salah satu penggiat menyatakan "Neom dibangun di atas darah (orang Arab) Saudi".

Jeed Basyouni, direktur organisasi hak asasi manusia Reprieve di Timur Tengah, mengatakan: "Kami telah melihat, berkali-kali, bahwa siapa pun yang tidak setuju dengan putra mahkota, atau menghalangi jalannya, berisiko dijatuhi hukuman penjara atau kematian."

Satu orang diketahui telah dibunuh karena menolak proyek tersebut, sementara yang lain akan dieksekusi dan beberapa lainnya telah dijatuhi hukuman penjara yang lama.