Acara Firtual di Kupang, Komdigi Bahas Pencapaian Positif RI di Pertemuan HLF MSP dan IAF Ke-2

Acara Firtual yang digelar Komdigi di Kupang
Sumber :

Menurut Hendra Wahanu Prabandani, pertemuan HLF MSP dan IAF ke-2 yang diadakan secara bersamaan di Nusa Dua, Bali pada tanggal 1-3 September yang lalu tersebut memiliki latar belakang untuk mengangkat kembali semangat Konferensi Asia Afrika atau Bandung Spirit.

Pelantikan Pejabat DKI Jakarta Dipertanyakan, DPRD Khawatirkan Potensi Kepentingan Politik

“Di mana Indonesia pada tahun 1955 berhasil menjadi pemimpin bagi negara-negara Asia dan Afrika atas semangat solidaritas yang saat itu diangkat dalam rangka untuk mengatasi persoalan kolonialisme yang masih dialami oleh negara-negara Asia dan Afrika pada saat itu,” ungkapHendra.

Lebih jauh Hendra menyebutkan bahwa dalam pertemuan HLF MSP dan IAF ke-2 ini dibahas tiga tema penting yaitu, terkait dengan bagaimana memperkuat kerjasama selatan-selatan dan triangular, isu tentang Sustainable Development Goals (SDGs) serta isu penting tentang Innovative Financing. 

Survei LPMM Pascakampanye Pilkada NTT 2024, Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma Unggul

“Pertemuan kemarin menghasilkan Chair’s Summary sebagai rekomendasi konkrit dari Indonesia untuk memecahkan isu atau persoalan global. Dan kemarin beberapa hasil dari HLF MSP ini menjadi masukan dalam Forum Summit of the Future di UN General Assembly sebulan yang lalu,” ujar Hendra.

“Kemudian pertemuan di tiap sesi juga menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang akan ditindaklanjuti kedepan,” sambungnya.

Halikinnor-Irawati Hadirkan Sejumlah Program untuk Bangun Kotim Lebih Maju dan Sejahtera

Hendra juga menyebutkan bahwa pertemuan ini memberikan sejumlah dampak seperti memperkuat citra positif Indonesia dalam hal kepemimpinannya di negara-negara berkembang (global south), pertemuan ini juga membuka banyak peluang pasar baru bagi pelaku usaha serta memberikan dampak yang cukup besar bagi perekonomian masyarakat di Bali.

“Indonesia juga mendapatkan apresiasi dari seluruh kepala negara yang hadir, terutama dalam hal menyatukan suara dari negara-negara berkembang dalam rangka mempromosikan solidaritas atau kesetaraan dan keadilan dalam kerjasama dengan negara maju serta memperkuat kerjasama multi-pihak,” ungkap Hendra.

Halaman Selanjutnya
img_title