Pra-pelepasliaran Orangutan di Pulau Salat, Menhut: 'Jalan Pulang' Kembali ke Habitat Asli
Jakarta – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan pra-pelepasliaran orang utan di Pulau Salat, Kalimantan Selatan. Menhut Raja Antoni mengatakan Pulau Salat dan pra-pelepasliaran ini menjadi 'jalan pulang' bagi orang utan.
Dalam kunjunganya, Menhut Raja Antoni didampingi oleh Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Rabu 18 Maret 2025. Kunjungan dimulai dari Dermaga Desa Piliang menggunakan speedboat menuju Pulau Salat, dalam perjalanan Menhut sempat terlebih dahulu melihat sejumlah orangutan yang telah di lepaskan.
Di Pulau Salat, Menhut melakukan peninjauan fasilitas dan infrastruktur. Menhut lantas melakukan pra-pelepasliaran satu individu orangutan betina bernama Hanin yang berusia 11 tahun.
Untuk diketahui sebelum dilakukan pra-pelepasliaran orangutan yang merupakan hasil penyelamatan dan penyitaan ini terlebih dulu ditempatkan di sekolah orangutan, untuk diajarkan dan memunculkan kembali insting liarnya. Selanjutnya, dilakukan pra-pelepasliaran untuk memantau kesiapan individu orangutan sebelum akhirnya dilepasliarkan.
Menhut Raja Antoni mengaku senang dapat melepas orangutan untuk pra-pelepasliaran tersebut. Menurutnya, hal ini menjadi bahan evaluasi untuk terus bekerja lebih baik dan menjaga alam.
"Sekali lagi turun ke lokasi seperti ini tidak hanya seremonial tapi secara pribadi saya juga tergugah, menjadi bahan evaluasi bagi saya untuk bekerja lebih baik, menjaga alam kita, menjaga keanekaragaman hayati kita dan menjaga huta kita. Sehingga piring-piring kotor bisa kita bersihkan, bahkan mungkin lebih bersih dari yang diharapkan," ujar Menhut Raja Antoni.
Ia menilai, Pulau Salat ini menjadi 'jalan pulang' bagi orangutan kembali ke habitat sesungguhnya.
"Pulau Salat ini semacam menjadi jalan pulang bagi orangutan setelah tadi direcue, dicek kesehatannya, biar masuk ke sekolah, sekarang masuk ke pra-pelepasliaran dan ini menjadi jalan pulang bagi orangutan yang tentu berharap kembali ke habitatnya," ujar Menhut Raja Antoni.
"Diharapkan mereka memiliki lagi insting liarnya, berjalan dengan baik bisa mencari makan bisa mengidentifikasi, mana bahaya, mana yang memang predator harus dijauhi. Sehingga nanti ketika dilepas liarkan ke rimba raya, mereka lebih bahagia, lebih gembira, seperti dikatakan tadi, itulah habitat mereka sesungguhnya," sambungnya.