Momen Menhut Kunker Gendong Antar Anak Orangutan ke Sekolah di Nyaru Menteng Kalteng
Kalteng –Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan peninjauan ke kawasan konservasi dan rehabilitasi Orangutan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah. Menhut Raja Antoni mengendong dan mengantarkan anak Orangutan ke sekolah.
Dalam kunjungan ini, Menhut Raja Antoni dalam kunjunganya didampingi oleh Dirjan KSDAE Satyawan Pudyatmoko, CEO BOSF Jamartin Sihite, Wagub Kalteng. Pada kesempatan ini, Menhut meresmikan sekolah orangutan Nyaru Menteng milik Borneo Orangutan Suvival Foundation (BOSF).
Usai meresmikan sekolah orangutan, Menhut lantas mengantarkan anak-anak orangutan ke sekolahnya di alam. Menhut tampak menggendong salah satu anak orang utan bernama Spanser berjenis jantan, berusia 6 tahun, diikuti oleh anak-anak orangutan lainnya.
"Hari ini, saya coba mengantar satu orangutan ke sekolah," ujar Menhut Raja Antoni, di lokasi, Kamis, 20 Maret 2025
Menhut mengantarkan anak-anak orangutan tersebut untuk belajar memanjat pohon dan mengambil makanan. Anak-anak orangutan yang direhabilitasi dan berada di sekolah ini merupakan hasil penyerahan warga ke BKSDA.
"Apa yang dikerjakan BOSF bahwa NGO lokal juga beberapa LSM lain yang luar biasa, saya sering terharu, sangat menyentuh bahwa ada sekelompok orang yang mendedikasikan diri untuk kebaikan hutan dan sekaligus keanekaragaman hayati terutama orangutan," kata Menhut Raja Antoni.
Menhut Raja Antoni diketahui sebelumnya telah mengunjungi Pulau Salat. Dimana nantinya, orangutan yang telah selesai sekolah di Nyaru Menteng akan di pra-lepasliarkan ke Pulau Salat sebelum akhirnya benar-benar dilepasliarkan.
“Saya sudah mengunjungi Pulau Salat, tempat pra-pelepasliaran, orangutan yang ada di sana itu sebenarnya alumni sekolah orangutan yang ada di Nyaru Menteng ini," ujar Menhut.
Raja Antoni mengatakan proses untuk kembali melepasliarkan orangutan ini bukan hal yang mudah sehingga perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Menurutnya, hal ini juga dapat memotivasi seluruh pihak agar menjaga alam dan menjaga kelestarian satwa lebih baik.
"Ini sebuah proses yang tidak gampang, macam-macam ada yang 2 tahun, ada yang 3 tahun, 6 tahun bahkan ada yang tidak bisa lagi dilepasliarkan karena berbagai macam faktor. Ada yang trauma, sakit, atau penyakit permanen, jadi sekali lagi ini memotivasi kita semua untuk menjaga alam kita yang lebih baik," tuturnya.
"Hutan kita agar lebih lestari sehingga orangutan dan satwa-satwa lainnya dapat hidup normal di rimba raya yang merupakan rumah mereka," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, CEO BOSF Jamartin Sihite, mengatakan sebanyak 21 orangutan bersekolah di sekolah orangutan Nyaru Menteng ini. Mereka terbagi menjadi beberapa kelas dengan berbagai pelajaran yang didapatkan.
"Di sekolah ini ada 21 orangutan termasuk kelas 5 dan 6, yang diantar Pak Menteri itu kelas 3 dan 4. Sementara jumlah orangutan yang ada di kita ini lebih dari 100," ujar Jamartin.
"Kebanyakan adalah hasil penyerahan warga yang disampaikan ke BKSDA yang mana itu adalah unitnya pak Menteri kita berkolaborasi dan melakukan rescue bersama-sama," imbuhnya.