Masyarakat Kini Bisa Pantau Kondisi Air di NTT Lewat Platform Digital Partisipatif

Dok. Istimewa
Sumber :

Jakarta - Kini, masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki cara baru untuk memantau kondisi air bersih di daerahnya sendiri. Selama ini, keterbatasan informasi dan akses membuat upaya pengelolaan air di wilayah terpencil menjadi tantangan besar.

MDA Lakukan First Blasting di Proyek Tambang Emas Awak Mas

Dengan teknologi yang semakin berkembang, kini warga lokal tak lagi harus bergantung sepenuhnya pada pihak luar untuk mengetahui kondisi sumber air mereka.

Kondisi geografis dan cuaca ekstrem di beberapa wilayah NTT membuat distribusi air bersih tidak selalu merata. Ada desa-desa yang masih harus berjalan jauh hanya untuk mendapatkan air, bahkan tak jarang kualitas airnya tidak layak konsumsi. 

Perluasan Akses Digital Dorong Pemerataan Pendidikan di Sekolah Pesisir

Sementara itu, data yang akurat dan terkini mengenai kondisi sumber air sangat minim. Akibatnya, upaya perbaikan dan intervensi sering kali tidak tepat sasaran, atau bahkan datang terlambat.

Pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses pemantauan inilah yang mulai menjadi sorotan. Dengan melibatkan warga sebagai pengumpul data dan pengamat langsung, maka informasi yang dikumpulkan bisa lebih real-time dan sesuai dengan kondisi sebenarnya. 

Idul Adha 1446 H, Pelindo Salurkan 924 Hewan Qurban untuk Masyarakat

Selain itu, rasa kepemilikan terhadap sumber daya air juga dapat meningkat, karena warga merasa menjadi bagian dari solusi, bukan hanya sebagai penerima bantuan.

Kemajuan dalam bidang digital dan komunikasi telah membuka jalan bagi lahirnya inisiatif-inisiatif berbasis komunitas yang mengandalkan data. Di tengah keterbatasan infrastruktur, pendekatan ini dinilai lebih efisien dan berkelanjutan. Seluruh pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, bisa mengakses informasi yang sama dan berkolaborasi lebih efektif.

Inilah yang melatarbelakangi hadirnya Mengalir.co, platform partisipatif pertama yang diluncurkan oleh Solar Chapter Indonesia untuk memungkinkan masyarakat desa di NTT melaporkan kondisi air secara langsung dan berkala. 

Solar Chapter sendiri didirikan pada 2017 dengan misi meningkatkan kualitas hidup di daerah terpencil Indonesia melalui air bersih, lampu surya, dan pelatihan warga lokal, sambil melibatkan generasi muda dalam upaya berkelanjutan.

Peluncuran resmi Mengalir.co digelar pada 25 April 2025 di GoWork, Plaza Indonesia, dan dihadiri lebih dari 65 mitra lintas sektor, termasuk pemerintah daerah, organisasi filantropi, dan swasta. 

GoWork adalah penyedia ruang kerja fleksibel dan nyaman yang mendukung berbagai kebutuhan bisnis, mulai dari private office, virtual office, enterprise office, hingga event space.

Gubernur NTT 2025–2030, Emanuel Melkiades Laka Lena, juga hadir secara virtual dan menyatakan dukungan penuhnya terhadap upaya kolaboratif tersebut.

“Saya mendukung penuh inisiatif kolaboratif seperti yang dilakukan Solar Chapter, karena hanya dengan gotong royong antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta, kita bisa menjawab tantangan krisis air bersih di NTT secara berkelanjutan,” ujarnya.

Acara juga menghadirkan panel diskusi bertema “Inovasi dan Data: Kunci Mengatasi Krisis Air di Daerah Terpencil” yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan. 

Panel diskusi dalam acara peluncuran ini dipandu oleh Amalia Nurhidayati selaku Innovation Lead Solar Chapter, dengan menghadirkan para pembicara ahli seperti Drs. Samsul Widodo, MA (Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal), Ananda Putri Permatasari (Water Program Lead dari Food, Land, and Water Program Department), serta Mustika Wijaya (Founder & Executive Director Yayasan Solar Chapter Indonesia).

“Sebagian besar sumber air minum di daerah tertinggal masih bergantung pada mata air, sehingga dibutuhkan intervensi seperti pipanisasi hingga ke rumah warga atau pompa komunal untuk meningkatkan akses dan produktivitas,” ungkap Drs. Samsul Widodo, MA, dalam panel diskusi.

Dengan hadirnya platform Mengalir.co, diharapkan pengumpulan data dari warga bisa menjadi dasar dalam membuat kebijakan dan program yang lebih efektif.

“Saya meyakini kekuatan terpenting ada pada masyarakatnya itu sendiri,” ujar Pungky Sumadi, Board Advisor Solar Chapter.