Pertamina Luncurkan Sistem Perizinan Digital Berbasis Geospasial, Cegah Kerugian Hingga USD 25 Juta

Esri User Conference 2025 di San Diego
Sumber :

Jakarta – PT Pertamina (Persero) kembali menorehkan langkah inovatif dalam transformasi digital. Kali ini, BUMN energi nasional itu memperkenalkan sistem pengelolaan perizinan berbasis teknologi geospasial ArcGIS yang dirancang untuk memantau ribuan dokumen perizinan secara real-time.

Sekata Institut Desak Kejagung Tangkap Buron Korupsi Minyak, Riza Chalid Diduga Berada di Malaysia

Inovasi ini dikenalkan dalam ajang bergengsi Esri User Conference 2025 di San Diego, Amerika Serikat. Forum global tahunan ini menjadi tempat berkumpulnya para profesional dan praktisi teknologi sistem informasi geografis (GIS) dari seluruh dunia.

Sistem canggih ini dirancang untuk menjawab tantangan rumit dalam manajemen izin yang tersebar di berbagai anak usaha Pertamina. Dengan pendekatan digital terintegrasi, sistem ini mampu melacak lebih dari 5.000 dokumen perizinan secara langsung, lengkap dengan dashboard visual spasial, chatbot pencarian berbasis teks, dan fitur peringatan dini saat izin mendekati masa kedaluwarsa.

Putusan Inkrah Diabaikan, Warga Ancam Sita Aset Pertamina

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyebut digitalisasi ini bukan sekadar soal data. “Ini bukan cuma soal menyimpan data izin. Tapi bagaimana kita bisa melihat peta izin secara spasial—lokasi, status, sampai prediksi potensi hambatan ke depan,” ujar Fadjar dalam keterangannya, Jumat, 18 Juli 2025.

Menurut Fadjar, sistem ini membawa banyak manfaat strategis, mulai dari efisiensi operasional lintas subholding hingga perlindungan aset. Bahkan, pada fase pertama implementasi di PT Pertamina Patra Niaga, sistem ini berhasil mengintegrasikan 322 dokumen penting tanpa keterlambatan sertifikasi ulang—menghindarkan perusahaan dari potensi kerugian hingga USD 25 juta.

DNT Lawyers Raih 4 Penghargaan dalam Ajang Top Indonesian Law Firms

“Ini bukan sekadar terobosan teknologi, tapi juga alat penting untuk menjaga kelancaran operasional dan mengantisipasi risiko sejak dini,” tambah Fadjar.

Inisiatif ini juga dinilai selaras dengan visi Presiden Prabowo dalam Asta Cita, khususnya terkait penguatan inovasi teknologi di sektor energi. Fadjar menegaskan, digitalisasi ini tak hanya mempercepat proses, tapi juga menjamin ketersediaan dan keterjangkauan energi bagi masyarakat.

Dukungan juga datang dari mitra teknologi, Esri Indonesia. Presiden Direktur Esri Indonesia, Leslie Wong, menilai solusi geospasial yang dikembangkan Pertamina menjadi bukti fleksibilitas platform ArcGIS dalam menjawab tantangan industri energi.

“Geospasial saat ini bukan lagi sekadar alat visualisasi. Ia sudah jadi fondasi pengambilan keputusan strategis, terutama di sektor migas dan energi,” ujarnya.

Pertamina menargetkan sistem ini bisa diterapkan penuh di seluruh subholding pada Agustus 2025. Langkah ini menjadi bagian dari peta jalan digitalisasi perusahaan menuju tata kelola berstandar dunia—efisien, terintegrasi, dan berkelanjutan.