Heran Isu Gibran jadi Ketum Golkar, Hensat Bilang Airlangga Sudah Pilihan Tepat

Ketum Golkar Airlangga Hartarto (kiri) dan Waketum Golkar Bamsoet.
Sumber :
  • Dok. Golkar

Cerita Kita – Putra sulung Presiden RI Jokowi yaitu Gibran Rakabuming Raka dirumorkan jadi calon Ketua Umum Partai Golkar. Isu itu mencuat dengan memunculkan pandangan pro dan kontra terhadap figur yang jadi Wakil Presiden RI terpilih tersebut.

Pengamat politik Hendri Satrio alias Hensat  heran dengan isu Gibran jadi Ketum Golkar. Sebab, Wali Kota Solo itu bukan kader Golkar.

Menurut Hensat, figur yang masih ideal jadi Ketum Golkar adalah Airlangga Hartarto. Ia berkata seperti itu karena Airlangga sudah berikan bukti dengan dongkrak suara Golkar di Pileg 2024.

Perolehan suara Golkar moncer sehingga partai berlambang pohon beringin itu nangkring ada di posisi dua besar.

"Airlangga paling tepat. Kepemimpinan Airlangga itu sudah mampu membuat prestasi kinclong," kata Hensat dikutip dari VIVA, Selasa, 9 April 2024.

Wacana Gerakan 14 Oktober, Fernando Emas: Jangan ada Pihak Pecah Belah Bangsa

Menko Perekonomian sekaligus Ketum DPP Golkar Airlangga Hartarto.

Photo :
  • VIVA.co.id/Ali Wafa


Hensat juga menyebut Golkar punya kontribusi dalam pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di Pilpres 2024.

"Artinya tidak ada alasan untuk menganggu Airlangga dengan prestasi kinclongnya di pileg yang nambah kursi dan menang pilpres," jelas dosen  Universitas Paramadina tersebut.

Dia berujar dari AD/ART partai, Golkar sepertinya tak memberi ruang dan peluang bagi Gibran untuk menjadi ketua umum. Bagi Hensat, AD/ART sudah mampu jaga Golkar sebagai partai modern.

"Yang mentradisikan leadership datang dan tumbuh secara original dari kader-kader Partai Golkar," ujar Hensat.

Dijelaskan Hensat, berdasarkan AD/ART Golkar, maka kader partai beringin yang berprestasi berpeluang menjadi ketua umum. Kemudian, syarat Ketum Golkar harus berasal dari kader dan melewati tahapan seperti yang diatur dalam AD/ART.

Hensat menyarankan agar Golkar tak mengubah AD/ART partai hanya untuk menampung orang per orang. "Maka menurut saya salah satu akibat yang akan terjadi adalah Golkar bisa mundur dari partai modern," tutur bos lembaga survei KedaiKOPI itu.