Kemiskinan Belum Terselesaikan, Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Masyarakat Dinilai Jadi Solusi
"Kita harus menggali pada faktanya, pada keadaan sesungguhnya. Bukan pada saat menganggap bahwa berhasil membuat 75 persen rakyat Indonesia tidak miskin, tapi lihat apakah bangsa kita sudah tidak mengalami kelaparan, tubuhnya tidak ada berbagai penyakit, pikirannya bisa jernih logis mempertahankan kepentingannya," tambah Ester.
Sosiolog Pembangunan Pedesaan Charles Beraf mengatakan pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk melawan pemiskinan yang sistemik.
Charles menceritakan pengalaman di Keo Tengah, Flores, di mana para petani kakao yang dulu bergantung pada tengkulak kini mulai memproduksi cokelat batangan sendiri melalui pemberdayaan masyarakat lokal
"Sejak 2019, mereka inisiasi program jaga kampung. Anak-anak muda dilatih untuk mengolah biji kakao menjadi cokelat batangan, dan produk mereka sudah masuk pasar," kata Charles yang juga pengajar di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero
Ia menekankan pentingnya pemberdayaan seperti itu untuk melawan bentuk pemiskinan yang terjadi di seluruh dunia. Pemberdayaan yang berbasis pada konteks lokal adalah kunci untuk keluar dari kemiskinan.
Pentingnya pemberdayaan juga disorot dalam konteks kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Charles menyoroti kebijakan dana desa yang sebenarnya sudah diarahkan untuk pemberdayaan, namun pelaksanaannya sering kali tidak tepat sasaran.
"Pada 2011, Presiden SBY ingatkan kepala desa, dana desa itu 70 persen untuk pemberdayaan, 30 persen infrastruktur. Tapi para kepala desa tidak mau, karena kalau pemberdayaan mereka tidak dapat fee-nya," ungkap Charles.