Kemiskinan Belum Terselesaikan, Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Masyarakat Dinilai Jadi Solusi
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Widya Mandira Marianus Kleden menambahkan, perlunya tata niaga yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia memberikan contoh tentang potensi besar komoditas jagung di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dapat menghasilkan triliunan rupiah jika dikelola dengan baik dari hulu hingga hilir.
"Tahun ini, NTT menghasilkan 650 ribu ton jagung. Dengan harga di pasar internasional sekitar Rp4.655 per kilogram, NTT bisa mendapatkan Rp3 triliun," ungkap Marianus.
Namun, ia juga menyoroti masalah budaya politik yang menghambat pembangunan infrastruktur di daerah-daerahtertentu.
"Ada budaya balas dendam, jika suatu desa tidak memberikan suara dalam pilkada, maka infrastrukturnya tidak dibangun, padahal di desa itu ada sumber komoditi," tambahnya.
Di sisi lain, keterlibatan masyarakat adat dalam pengelolaan sumber daya juga oerlu menjadi perhatian.
Hal itu ditegaskan Koordinator Forum Masyarakat Adat Pesisir Bona Beding yang menyebut masyarakat adat pesisir sering kali dipandang miskin karena kebutuhan mereka diukur dengan standar yang berbeda.
Menurutnya, masyarakat adat pesisir memiliki cara hidup yang bergantung pada alam, seperti bergantung pada angin untuk berlayar, bukan bahan bakar minyak (BBM).