Survei Pilkada Kukar: 72,3 % Warga Tolak Edi Damansyah Jabat Bupati Tiga Periode

Ilustrasi pemilu
Sumber :

Terutama memperlancar arus transportasi orang maupun barang di 20 kecamatan di Kutai Kartanegara. Kemudian dari Respoden berlatar belakang petani dan pengebun dan pedagang sebanyak 68,2% mengeluh untuk mendapatkan BBM, pupuk subsidi serta pengadaan alat pertanian.  

Selain itu, sebanyak 70,6% menilai selama 5 tahun terakhir pemerintahan Edi Damansyah-Rendi Solihin gagal menyediakan layanan air bersih dan energi listrik masih di wilayah -wilayah terpencil. Lalu, sebanyak 71,4% menyatakan tidak tersedianya layanan kesehatan yang berkualitas . Dan Belum optimalnya layanan Puskesmas dan dukungan sarana prasarana kesehatan di Kutai Kartanegara dalam Lima tahun terakhir 

Sementara Sebanyak 65,7% responden menilai selama Lima tahun Edi Damansyah-Rendi Solihin gagal menyediakan ketersediaan ketersediaan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat di Kukar yang menyebabkan 6 ribu siswa lulusan SMP yang tidak tertampung di tingkat SMA atau sederajatnya.

"Sehingga, membebani biaya bagi para orang tua wali murid untuk memasukan anaknya di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat di luar Kutai Kartanegara. Akibat hal itu juga membuat ribuan murid lulusan SMP di Kutai Kartanegara tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat," ucapnya.

Dijelaskan, dalam menentukan jumlah warga Kutai Kartanegara sebanyak 1480 orang sebagai Responden dalam survei ini digunakan Metode Multistage Random sampling didasarkan pada populasi pemilih tetap untuk Pilkada Kutai Kartanegara 2024 sebanyak 552.469 pemilih yang terdaftar, dengan 287.725 pemilih laki-laki dan 264.744 pemilih perempuan.

"Hasil survei ini memiliki Margin of Error sebesar -/+ 2,54% pada Tingkat Kepercayaan 95% *Survei WRC : Elektabilitas Dendi Suryadi-Alif Turiadi 62,7% , Edi Damansyah-Rendi Solihin 30,8%," ujarnya.

Pihak lain, Pengamat Politik Hilman Firmasyah menilai, hasil survei ini mengambarkan bahwa kekalahan petahana Edi Damansyah-Rendi Solihin disebabkan nilia Approval Rating yang rendah atau dibawah 50% ,dan ini menjadi rumus bagi banyak petahana yang kalah di banyak Pilkada sebelumnya akibat Tingkat approval Rating yang rendah .