Berbohong Jadi Gangguan atau Kebiasaan? Ini Dia Fakta dan Mitosnya

Ilustrasi orang berbohong
Sumber :
  • Unsplash / Sander Sammy

Cerita Kita – Setiap orang hampir pernah berbohong. Umumnya ada beberapa alasan mengapa seseorang berkata bohong.

Mengenalkan Gondang Oguang ke Dunia Melalui Residensi Budaya

 

Seseorang bisa berbohong karena menghindari perasaan tidak enak, ingin merasa lebih dihargai, atau membuat orang lain merasa kagum terhadapnya. 

Sudah Bertaubat, Apakah Dosa Masa Lalu Tetap Dihisab? Begini Penjelasan UAS

 

Ada pula istilah berbohong dilakukan demi kebaikan atau disebut juga dengan White Lies.

Waspada, Hipertensi Ternyata Bisa Sebabkan Disfungsi Seksual pada Pria & Wanita

 

Lalu sebenarnya berbohong merupakan suatu gangguan ataukah kebiasaan?

 

Mengutip dari Hidup Sehat tvONE, Cerita kita menghadirkan jawaban berikut bersama dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ selaku Spesialis Kedokteran Jiwa. 

 

Berbohong bisa dilihat sebagai sebuah fenomena, tetapi bisa menjadi gangguan akibat gejala yang lebih besar seperti narsisistik atau antisosial. 

 

Namun dalam sebuah fenomena terdapat istilah Pathological Liar yaitu perilaku berbohong karena gangguan kesehatan mental.

 

Kemudian bagaimana ciri dari orang yang berbohong? Berikut mitos yang beredar.

 

1. Mata tak berhenti bergerak

2. Arah pandangan mata Selalu ke kanan

3. Senyumnya dibuat-buat

4. Wajah memerah, berkeringat, menggigit bibir, dan menarik nafas dalam-dalam

 

dr. Nova menyebut bahwa beberapa hal tersebut cenderung kurang sinkron dengan tanda bahwa seseorang berbohong.

 

Namun untuk mengetahui seseorang berbohong atau tidak merupakan hal yang tidak mudah.

 

Ada beberapa hal yang bisa membuat orang berbohong, diantaranya seperti habit atau kebiasaan, mlindungi diri, atau bahkan ingin menarik perhatian.

 

Kebohongan bisa menjadi kebiasaan hingga karakter seseorang jika dilakukan secara terus menerus.

 

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi seseorang berbohong atau tidak adalah dengan bertanya tentang hal yang sifatnya pasti atau santai sehingga tidak membuat seseorang tersebut berbohong.

 

Contohnya bertanya tentang prakiraan cuaca, kegiatan yang dia lakukan, atau yang lainnya. Selanjutnya bisa masuk ke pertanyaan yang sedikit sensitif.

 

Dari hal itu bisa diperhatikan ekspresi atau gesture wajah, pada saat menjawab pertanyaan dengan melihat perbedaan ekspresi wajahnya.

 

Sementara itu kebiasaan sering berbohong yang dapat diketahui dengan tes psikopat bisa menjadi tanda adanya gangguan psikologis dari diri seseorang. Seperti gangguan kepribadian ambang atau antisosial.

 

Tidak hanya itu dalam kondisi tertentu, seperti gangguan pada otak karena cedera fisik atau kelainan hormon diduga dapat menyebabkan seseorang sering berbohong.