Program Pertanian Organik Perusahaan Ini Tingkatkan Hasil Panen Petani Lokal
“Hasil dari pertanian sebelumnya hanya bisa mencapai 16 karung, sementara dengan pertanian organik ini meningkat menjadi 20 karung. Produksi yang lebih banyak ini telah meningkatkan keuntungan saya," ucap Yasin.
Produk pertanian organik memiliki banyak peminat di Kecamatan Hu’u. Selain untuk dikonsumsi oleh penduduk lokal, produk ini juga digemari oleh wisatawan mancanegara. Astuti, petani binaan STM di Dusun Ncangga, Desa Hu’u, melihat peluang tersebut dan mengikuti program pertanian organik STM sejak tahun 2021.
Ia menanam berbagai jenis sayur-mayur seperti seledri, selada, cabai, tomat, serta buah-buahan seperti pisang dan pepaya.
Menurut Astuti, wisatawan mancanegara lebih menyukai hasil pertanian organik karena lebih kaya nutrisi, bebas bahan kimia, dan ramah lingkungan. Mereka cenderung mencari restoran dengan bahan pangan yang berasal dari pertanian organik.
“Alhamdulillah, kami dapat memenuhi kebutuhan sayur-mayur organik untuk restoran di Pantai Lakey dan sekitarnya. Sering kali para wisatawan mancanegara juga datang ke kebun kami untuk membeli sayur dan buah secara langsung,” ujar Astuti.
Kendati saat ini para petani binaan STM telah mampu menjalankan budi daya organik secara mandiri, perusahaan melalui tim Community Development senantiasa memberi dukungan agar para petani dapat mencapai hasil yang lebih baik. Misalnya, pada 26—27 Februari lalu, STM menyelenggarakan lokakarya pertanian organik yang berkolaborasi dengan Yayasan Aliksa Organik Indonesia.
Kegiatan ini diikuti oleh 35 petani binaan STM dan menghasilkan rekomendasi program untuk pengembangan usaha pertanian organik ke depannya.