5 Fakta Curah Hujan Langka Melanda Dubai, Picu Banjir Parah

Kendaraan terjebak banjir di jalanan utama Dubai, UAE, 17/4
Sumber :
  • AP Photo

Cerita Kita – Curah hujan yang tinggi dan sangat ekstrem mengguyur Dubai, Uni Emirat Arab (UAE) dan wilayah sekitarnya sejak Selasa, 16 April 2024, telah mengakibatkan banjir di beberapa titik kota tersebut.

Pati Jadi Daerah Ditakuti Pihak Leasing dan Rental Mobil, Ada Kampung Bromocorah?

Banjir yang disebut-sebut sebagai curah hujan terbesar di UAE dalam 75 tahun terakhir juga melanda jalan-jalan utama, bahkan mengganggu jadwal penerbangan di Bandara Internasional Dubai.

Hujan juga turun di Bahrain, Oman, Qatar, dan Arab Saudi, meskipun curah hujannya tidak sebanyak di UAE.

Momen Mengerikan saat Pesawat Rombongan Jemaah Haji Sulsel Terbakar di Udara

Berikut adalah fakta-fakta dari hujan ekstrem di Dubai

1. Terparah dalam 75 Tahun

Belasan Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka Tertimpa Reklame Raksasa di India

Pusat Meteorologi UAE mengatakan hujan lebat yang melanda UEA pada Selasa, 16, April 2024 dianggap sebagai "peristiwa cuaca bersejarah". Curah hujan langka itu telah menyebabkan banjir di sebagian besar jalan raya utama dan bahkan mempengaruhi operasi di bandara Dubai yang dikenal bandara tersibuk di dunia.

Sejak Senin malam, hujan mulai turun merendam pasir dan jalan-jalan Dubai dengan hujan sekitar 20 milimeter (0,79 inci), seperti dilansir dari AP News. Namun, pada Selasa, badai semakin memburuk, menyebabkan hujan lebih deras dan bahkan hujan es yang menghantam kota ini.

Lebih dari 142 milimeter (5,59 inci) hujan telah turun di Dubai dalam waktu 24 jam. Ini jauh melebihi rata-rata tahunan, yang biasanya hanya sekitar 94,7 milimeter (3,73 inci) di Bandara Internasional Dubai.

Ini merupakan rekor curah hujan tinggi yang turun di negara itu selama 24 jam terakhir hingga jam 9 malam. Sekaligus curah hujan terbesar dalam 75 tahun terakhir pada pekan ini, seperti dilaporkan kantor berita WAM, Rabu.

"UAE menyaksikan curah hujan terbesar yang pernah tercatat dalam 24 jam terakhir. Melebihi curah hujan yang tercatat sejak dimulainya pengumpulan data pada tahun 1949," kata laporan badan layanan cuaca negara itu.

2. Bandara Lumpuh-Jalanan Bak Sungai 

Hujan ekstrem yang menyebabkan banjir di Bandara Dubai UAE

Photo :
  • Ist

Otoritas Bandara Internasional Dubai lewat satu penyataan resmi menyatakan bandara tersebut mengalami gangguan operasional yang signifikan karena banjir menyebabkan para penumpang tidak dapat menuju atau meninggalkan terminal.

Kejadian ini terjadi ketika UAE dilanda badai petir hebat, yang membawa hujan terlebat yang pernah tercatat dalam sejarah di negara tersebut. 

Maskapai Fly Dubai telah membatalkan beberapa penerbangan karena kondisi cuaca yang buruk dan taxi way bandara tergenang banjir sehingga menghalangi pesawat yang mendarat. 

Bandara akhirnya terpaksa menghentikan kedatangan pesawat pada Selasa malam. Sementara banyak penerbangan lainnya ditunda.

Selain itu, akses jalan terputus karena genangan air dan tidak adanya opsi transportasi yang memadai. Jalan-jalan tergenang banjir, kendaraan lumpuh karena terjebak banjir.

Pemerintah Uni Emirat Arab telah meminta seluruh sekolah dan pegawai pemerintah untuk beraktivitas dari rumah, karena cuaca ekstrem selama dua hari (16-17 April).

"Bagi Anda yang terjadwal melakukan penerbangan dari atau menuju ke Dubai agar segera menghubungi maskapai atau agen perjalanan Anda untuk mendapatkan update penerbangan Anda."

3. 18 Orang Tewas di Oman

 

Kendaraan terjebak banjir di jalanan utama Dubai, UAE, 17/4

Photo :
  • Ist

 

Komite Nasional Manajemen Darurat UAE mendesak warga untuk tinggal di rumah dan mengikuti pedoman keselamatan, serta hanya meninggalkan rumah jika terjadi keadaan yang sangat mendesak.

Di negara tetangga UAE, Oman, badan penyelamatan negara itu mengatakan hujan lebat dan banjir bandang telah menyebabkan 18 orang tewas, termasuk sembilan anak sekolah.

Pihak berwenang Oman terlibat dalam upaya penyelamatan, dengan sekolah-sekolah ditutup di enam provinsi, termasuk Provinsi Muskat, karena kondisi cuaca yang berbahaya.

Hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di wilayah timur laut dan utara Oman dalam beberapa hari mendatang.

4. Bantah karena Modifikasi Cuaca

Ahli Meteorologi di Pusat Meteorologi Nasional (NCM), Habib Ahmed, membantah kabar yang menyebutkan bahwa curah hujan ekstrem yang terjadi di UAE dan negara tetangga pada Selasa, 16 April 2024, dipicu penyemaian awan yang gencar dilakukan pemerintah untuk meningkatkan curah hujan. di negara tersebut.  

Namun, Habib menjelaskan bahwa tidak ada satu pun penerbangan penyemaian awan yang dilakukan selama situasi cuaca tidak stabil berlangsung di negara tersebut.

"Tidak, tidak ada penyemaian awan yang dilakukan," kata Habib Ahmed dilansir Gulf News, Kamis, 18 April 2024. Ia mendesak masyarakat untuk tidak mempercayai informasi yang salah yang disebarkan oleh beberapa media dan akun media sosial.

NCM menganalisis dengan cermat situasi cuaca yang berkembang di wilayah tersebut, terutama di wilayah tetangga, Arab Saudi dan Oman. "Kami memantau situasinya jauh sebelumnya," katanya.

5. Perubahan Iklim

 

 

Para ahli mengatakan air hujan dahsyat yang melanda Dubai tersebut terkait dengan sistem badai yang lebih besar yang melintasi Semenanjung Arab dan bergerak melintasi Teluk Oman. Hal ini juga membawa cuaca basah yang luar biasa ke negara tetangga Oman dan Iran tenggara.

Menurut ilmuwan iklim Colin McCarthy, hujan lebat ini disebabkan oleh beberapa kali badai petir hebat yang terbentuk di perairan hangat Teluk Persia.

Ada juga yang mengaitkan hujan dengan perubahan iklim.

"Kemungkinan besar “hujan yang mematikan dan merusak di Oman dan Dubai diperparah oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia," kata Ahli iklim Friederike Otto, dikutip dari News18, Kamis, 18 April 2024.

Beberapa ahli meteorologi dan spesialis iklim menyatakan bahwa penyemaian awan dapat meningkatkan curah hujan lebat di kota gurun tersebut.

"Dubai tidak asing dengan debu, namun badai telah menelan banyak sekali debu di wilayah tersebut. Debu juga merupakan penyebar awan, kita menyebutnya inti kondensasi, jadi bagaimana kita bisa yakin bahwa penyemaian buatan manusia bertanggung jawab ketika debu sebesar gurun melayang di atasnya?," tanya Jeff Berardelli, kepala ahli meteorologi dan spesialis iklim Tampa Bay, AS.

"Curah hujan ekstrem di masa depan diperkirakan akan meningkat seiring dengan pemanasan global berdasarkan teori dan model iklim, namun curah hujan ekstrem yang biasa terjadi (tahunan) dan jarang terjadi (satu dekade atau seratus tahun) bisa berdampak berbeda," menurut jurnal Nature.