Modus Mucikari Mami Yeyen di Surabaya Terbongkar, Promosikan 6 Gadis ABG Lewat Michat
- Dok. VIVA
Cerita Kita – Polisi berhasil mengungkap kasus prostitusi online di Kota Surabaya, Jawa Timur yang melibatkan sejumlah 6 gadis ABG. Komplotan pelaku yang terdiri dari 1 mucikari dan 6 joki diciduk polisi.
Dari keterangan polisi, para ABG itu dipaksa melayani 10-20 pria hidung belang.
Kepala Satreskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hendro Sukmono menjelaskan, kasus prostitusi berhasil diungkap setelah polisi menerima laporan adanya dugaan perdagangan orang (TPPO) dengan korban anak di bawah umur. Polisi selanjutnya melakukan penelusuran dan penyelidikan.
Dari pengembangan kasus ini tujuh orang diamankan di sebuah hotel di Kota Surabaya pada Senin, 6 Mei 2024, lalu.
"Telah diamankan tujuh pelaku terkait TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang)," kata AKBP Hendro dikutip dari VIVA, pada Senin, 13 Mei 2024.
Komplotan tujuh pelaku yang diciduk polisi ialah YK alias Yeyen (24), warga Sumatera Selatan. Yeyen diketahui berperan sebagai mucikari.
Sementara, enam pelaku lainnya ialah laki-laki yang berperan sebagai joki. Mereka adalah RS, AM, SS, RI, AS, dan EM. Status tujuh pelaku itu kini sudah ditetapkan sebagai terangka dan ditahan.
Kompolotan itu sudah dijerat dengan Pasal 2 dan 17 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Hendro mengatakan komplotan pelaku sudah jalanan aksinya di Surabaya sejak Januari 2024. Selama itu, enam ABG dikendalikan sebagai PSK.
Dalam aksinya, komplotan Yeyen ini sengaja menjajakan para gadis ABG itu melalui aplikasi MiChat. Modus para pelaku dalam pratik esek-esek ini dengan memesan empat kamar hotel terlebih dahulu.
Satu kamar dipakai para tersangka sebagai kantor yang berfungsi untuk mengoperasikan MiChat dan mencari lelaki hidung belang.
"Tiga kamar dibuat eksekusi melayani tamu," ujar Hendro.
Kemudian, saat ada pria hidung belang mau booking jasa layanan seksual, Yeyen memanggil tukang rias untuk mendandani 6 gadis ABG. Para ABG itu didandani agar terlihat sudah dewasa.
Hendro menyebut, setiap hari, masing-masing 6 gadis ABG itu dipaksa melayani 10 sampai 20 lelaki hidung belang. Namun, duit dari hasil para tamu langsung Di kuasai Yeyen dan komplotannya.
Pelaku tak beri uang sepeser pun kepada para ABG malang itu.
"Tersangka Yeyen tidak memberikan uang hasil dari pelanggan, namun ia kuasai sendiri. Alasannya para korban [anak-anak yang dijual] berutang kepada tersangka untuk biaya hidup sehari-hari," kata Hendro.