Memahami Rukun Haji: Panduan Penting Bagi Calon Jamaah Haji Untuk Perjalanan Suci

Pelaksanaan Ibadah Haji
Sumber :
  • Unsplash/Haidan

Cerita KitaHaji menjadi salah satu ibadah yang dilakukan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia apabila mampu secara fisik, finansial, dan mental. Biasanya ibadah haji dilaksanakan di awal bulan Dzulhijjah di tanah suci Mekkah.

Tentunya ibadah haji bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah karena perlu dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Sehingga sebelum menunaikan ibadah haji, berbagai persiapan harus dipenuhi oleh calon jamaah haji.

Salah satunya adalah rukun haji, dimana hal ini menjadi suatu perkara yang wajib dilakukan dan diketahui oleh calon jamaah dalam menjalankan ibadahnya di Mekkah.

Oleh sebab itu rukun haji sangat penting karena mempengaruhi kesempurnaan ibadah, serta di dalamnya terdapat tahapan-tahapan serta syarat pelaksanaan ibadah haji.

Diterangkan dalam berbagai sumber, bahwa amalan yang ada dalam rukun haji tidak dapat diganti dengan amalam lain bahkan dengan membayarkan denda. Sebab jika salah satu rukunnya tidak tuntas maka ibada haji akan dianggap tidak sah atau gugur.

Perlu diketahui bahwa rukun haji ada enam, diantaranya yaitu ihram, wukuf di Arafah, thawaf ifadhah, sa'i, tahallul atau mencukur rambut, dan tertib. Berikut penjelasannya.

Tukang Parkir Naik Haji, Salamun Tekun Nabung Rp 5 Ribu Sehari Sejak 2005

1. Ihram

Jika Ini Dilakukan, Pangdam Cenderawasih sebut TNI Bisa Hancurkan KKB dalam Sekejap

Ihram atau mengharamkan adalah keadaan dimana seseorang yang berniat menjalankan ibadah haji dan mengharamkan segala hal yang dilarang selama berihram. Niat ihram yaitu:

نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ

Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma hajjan

Artinya: "Saya berniat haji dengan berihram karena Allah Ta'ala, aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk melakukan haji."

Terdapat beberapa hal yang menjadi haram selama beribadah haji. Bagi jamaah laki-laki tidak diperbolehkan menggunakan pakaian yang dijahit, sedangkan bagi perempuan tidak diperbolehkan menggunakan sarung tangan atau menutup wajah.

Sedangkan sunah atau anjuran bagi jamaah haji adalah mandi, memakai wangi-wangian, serta sholat dua rakaat.

2. Wukuf di Arafah

Kemenag Ingatkan Rentan Penipuan: Masyarakat Jangan Tergiur dengan Slogan Haji Murah

Wukuf berarti berhenti atau diam, sementara dalam pelaksanaan ibadah haji dimaknai berhenti sejenak di Arafah. Hal ini menjadi puncak dari rangkaian ibadah haji karena para jamaah diwajibkan membaca dzikir seperti takbir, tahmid, istighfar, sholawat, dan doa.

Waktu wukuf adalah pengingat ketika Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke bumi untuk pertama kalinya dari surga akibat ingkar atas perintah Allah karena tipuan iblis.

3. Thawaf Ifadhah

Thawaf merupakan amalan dalam ibadah haji dimana jamaah mengelilingi ka'bah sebanyak tujuh kali dengan berlawanan dari arah jarum jam, atau bisa dikatakan posisi ka'bah berada di kiri jamaah.

Tidak hanya sebatas berkeliling ka'bah, jamaah haji juga bisa memperbanyak doa dan harus dalam keadaan suci baik dari hadas kecil atau besar.

4. Sa'i

Sa'i memiliki arti berjalan atau berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali yang dimulai dari bukit Shafa ke bukit Marwah. Ada syarat yang harus dipenuhi saat melaksanakan sa'i salah satunya didahului dengan thawaf.

Perlu diketahui jarak diantara kedua bukit tersebut sekitar 405 meter, dimana pelaksanaan sa'i mengingatkan perjuangan istri Nabi Ibrahim yaitu Siti Hajar yang selalu berusaha dan yakin akan pertolongan llah SWT ketika berhadapan dengan situasi sulit.

5. Tahallul atau Mencukur Rambut

Bercukur dilaksanakan ketika jemaah selesai menjalankan thawaf dan sa'i atau sejak awal ketika sampai di Mina atau setelah mabit dari Muzdalifah untuk lontar Jumrotul Aqobah.

Bagi jamaah laki-laki rambut dicukur hingga gundul, sedangkan bagi jemaah perempuan dengan memotong rambut kepala yang sudah dikumpulkan sebatas ujung jari.

6. Tertib

Rukun haji terakhir adalah tertib dan menjadi bagian terpenting dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji. Jika jamaah haji tidak melaksanakannya dengan tertib, maka iabadah yang dilakukan bisa dianggap tidak sah atau menjadi gugur. Oleh sebab itu diperlukan enam rukun haji ini agar haji dapat dikatakan mabrur atau sempurna.