Kisah Umar bin Khattab dan Masuk Islamnya Penasihat Raja Byzantium

Ilustrasi Umar bin Khattab
Sumber :

“Mengapa memang?” tanya sang utusan semakin penasaran.

Pilkada Jakarta, OSO Yakin Pramono-Rano Menang Satu Putaran

“Itulah sang khalifah dambaan kami, Umar ibn Khaththab. Ia tengah memberi makan dan memandikan unta milik baitul mal, milik anak-anak yatim, dan para janda.” Utusan itu kemudian tergetar. 

Ia benar-benar telah melihat sesosok raja besar yang sangat bersahaja.  “Beritahu aku lebih jauh lagi perihal orang mulia itu,” kata sang utusan Romawi. 

Hadapi Tantangan Global, Yayasan Ini Serukan Tri Hita Karana

“Bersihkanlah dahulu hatimu dari kotoran-kotoran duniawi, terangi ia dengan cahaya lentera ketaatan, barulah kau bisa mengenalnya dengan baik, dan akan melihat kemegahan istana sang khalifah kami yang berupa ketakwaan, dan kau pun bisa memasuki istana itu bersamanya,” 

Utusan itu kemudian mendekati Umar, dan bertanya mengapa ia melakukan pekerjaan kotor ini, memandikan unta dan memberinya makan. Tidakkah hal tersebut bisa dilakukan oleh bawahannya? Umar berkata: “Ini adalah tanggung jawabku, tuan. Unta ini adalah milik anak-anak yatim dan para janda, milik rakyatku yang sepenuhnya menjadi tanggungan dan tanggung jawabku. Aku takut jika kelak Allah akan menanyakan kepadaku sejauh mana aku memimpin rakyat-rakyatku, apakah mereka menderita dan merasa diterlantarkan dan tak diurus olehku ...” 

Yakin Arinal Bakal Didukung Petani di Lampung Besok, Sertani Ungkap Alasannya

Sang utusan pun kian terguncang. Ia melihat sosok negarawan ideal yang selama ini digambarkan dalam kitab Republik Plato itu benar-benar ada di hadapannya. Tak lama kemudian, sang utusan Byzantium itu pun bersyahadat dan mengikrarkan keislamannya di hadapan Umar.