Lato-lato Mainan Viral yang Digandrungi Masyarakat Indonesia, Bagaimana Sejarahnya?

Lato-lato
Sumber :
  • Youtube / fikrifadlu

Cerita Kita – Belakangan masyarakat Indonesia digemparkan dengan permainan tradisional lato-lato yang banyak dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa.

Fakta-fakta Ritual Cabul Bule di Ubud Bali, Sekte Sesat!

 

Bahkan Presiden Joko Widodo juga mencoba memainkan permainan yang tengah viral ini loh. Lato-lato dinilai bisa meningkatkan konsentrasi anak dan membatu tumbuh kembang.

Ojol Geruduk Tukang Tambal Ban di MT Haryono, Kepergok Nyebar Ranjau Paku

 

Namun disisi lain, mainan lato-lato juga bisa membahayakan anak apabila tidak piawai atau kurang berhati-hati ketika memainkannya.

Viral Truk TNI Terobos Jalur Car Free Day Jakarta, Tak Mempan Disetop Dishub

 

Suara tek-tek yag dihasilkan oleh mainan lato-lato banyak mengundang rasa penasaran hingga masyarakat ingin mencobanya. Bentuknya berupa dua bola yag diikat dengan tali dan terdapat cincin pengait pada bagian ujungnya. 

 

Sekilas lato-lato nampak mudah dimainkan dengan cara digoyangkan hingga saling membentur. Tapi, ternyata bermain lato-lato tidak semudah yang terlihat loh.

 

Memainkan lato-lato memerlukan keseimbangan dan kesabaran ekstra, karena jika asal justru bola bisa membentur ke tangan atau bagian tubuh lainnya.

 

Tapi tahukah kamu bahwa lato-lato ternyata bukanlah permainan asli dari Indonesia?

 

Cerita kita mengutip dari berbagai sumber, mainan lato-lato sebenarnya berasal dari Amerika dan pernah tren di tahun 1970-an.

 

Di benua Amerika lato-lato memiliki beberapa sebutan, diantaranya click-clacks, knockers, ker-bangers, atau yang paling populer clackers. 

 

Pada tahun 1970-an permainan ini sempat dilarang oleh pejabat setempat, karena bahan yang digunakan lato-lato terbuat dari kaca. Sehingga ketika berbenturan rawan terjadi pecah dan bisa mengenai tubuh seseorang.

 

Di tahun 1966 Food and Drug Administration mengeluarkan peringatan untuk clackers. Dimana lembaga itu melakukan pengujian laboratorium untuk mengetahui kecepatan gerakan dan potensi pecahannya.

 

Hasilnya, mainan tersebut dilarang karena mengandung bahan radioaktif dan mudah terbakar.  

 

Namun mainan yang viral di media sosial ini merambah ke Indonesia pada tahun 1990-an. Tetapi bahan yang digunakan bukanlah terbuat dari kaca, melainkan dari plastik sehingga lebih ringan dan aman ketika dimainkan.

 

Di Indonesia, lato-lato mulai tenar kembali di penghujung tahun 2022 hingga masuk awal tahun 2023. Mainan ini juga tergolong murah dan harganya bervariasi, mulai Rp8.000 hingga Rp12.000 tergantung dari kualitas yang dijual di tiap daerah.

 

Kata lato-lato berasal dari bahasa Bugis, dan di tiap daerah mempunyai sebutan yang berbeda. Di Makasar mainan ini disebut dengan katto-katto, sedangkan di Pulau Jawa masyarakat menyebutnya dengan ethek-ethek