Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Tata Kelola Investasi Jadi Kunci
Jakarta –Akademisi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) Jakarta, Agung Adiputra, menilai bahwa kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam tiga bulan pertama perlu dievaluasi, terutama dalam hal tata kelola investasi.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada upaya signifikan untuk memperbaiki sistem tata kelola investasi, padahal ini menjadi kunci menarik minat investor global.
"Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada triwulan III tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,95% secara year-on-year (yoy), turun dari 5,05% di triwulan sebelumnya. Angka ini juga di bawah proyeksi analis sebesar 5%," ungkap Agung dalam keterangannya, Selasa, 4 Februari 2025.
Ia menambahkan, konsumsi rumah tangga, yang menyumbang sekitar setengah dari PDB, hanya tumbuh 4,91% secara tahunan.
"Ini menunjukkan pertumbuhan yang lesu, terutama karena penurunan pengeluaran untuk barang-barang seperti pakaian dan perumahan," jelasnya.
Agung menyoroti bahwa upaya Presiden Prabowo menarik investasi global melalui kunjungan ke luar negeri tidak akan efektif jika tata kelola investasi di dalam negeri tidak diperbaiki.
"Program seperti makan bergizi yang anggarannya dinaikkan menjadi Rp171 triliun tahun ini memang penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, program ini tidak akan berdampak maksimal jika tidak didukung oleh perbaikan sistem tata kelola investasi. Investor membutuhkan kepastian bahwa lingkungan bisnis di Indonesia stabil dan efisien, bukan sekadar program jangka pendek," tegasnya.