Pembakar Al Quran Salwan Momika Ditemukan Tewas Misterius di Norwegia
- Tangkapan layar X
Cerita Kita – Salwan Momika, pria yang dikenal mengorganisir aksi pembakaran Al Quran di Swedia, dilaporkan tewas di Norwegia pada Selasa waktu setempat.
Mantan pemimpin milisi Irak yan juga pengkritik keras Islam yang viral karena aksinya membakar Al Quran di Swedia, diusir oleh Stockholm, dan diberikan suaka di Norwegia.
Dilansir Pakistan Observer, laporan tidak resmi kini menyebutkan dia ditemukan tewas, sementara pihak berwenang Norwegia belum mengeluarkan pernyataan apa pun mengenai masalah tersebut.
Radio Genoa melaporkan bahwa pria berusia 37 tahun itu ditemukan tewas, dan menginformasikan beberapa saat kemudian bahwa konfirmasi lebih lanjut masih menunggu.
"Mayat pengungsi Irak dan kritikus Islam Salwan Sabah Matti Momika telah ditemukan di Norwegia. Momika dikenal karena mengorganisir demonstrasi di Swedia di mana dia membakar Alquran di depan umum beberapa kali," tulis Radio Genoa di X (sebelumnya Twitter) melansir India Today, Rabu, 3 April 2024.
"Mereka yang mengumumkan kematian Momika dengan lebih dari 1 juta tayangan menghapus tweet tersebut. Kami menunggu konfirmasi lebih lanjut," lanjut mereka.
Beberapa netizen yang sempat merespons cuitan tersebut mengucapkan respons beragam. Antara lain menyambut suka cita tewasnya Momika: "Allahu Akbar" tulis akun Ali Raza Khan
Diusir Swedia, Dapat Suaka Norwegia
Bulan lalu, Momika menulis di media sosial di mana dia mengaku sudah tiba di Norwegia dan sekarang berada di bawah perlindungan otoritas Norwegia.
Pria garis keras itu bersumpah akan melanjutkan gerakan anti-Islam. Momika bilang dia siap apapun resikonya. Dia biasa mengadakan demonstrasi di dekat kedutaan besar negara-negara Muslim untuk memicu kemarahan rakyat.
"Hari ini saya meninggalkan Swedia dan sekarang berada di Norwegia di bawah perlindungan pihak berwenang Norwegia," tulis Salwan Momika pada 27 Maret lalu di akun X nya.
"Saya mengajukan permohonan suaka dan perlindungan internasional ke Norwegia karena Swedia tidak menerima suaka bagi para filsuf dan pemikir, namun hanya menerima suaka bagi teroris. Kecintaan dan rasa hormat saya terhadap rakyat Swedia akan tetap sama, namun penganiayaan yang saya alami oleh rezim Norwegia Pihak berwenang Swedia tidak mewakili Swedia," tambahnya dalam postingan tersebut.
Swedia memutuskan untuk mengusirnya karena dianggap telah memicu kemarahan dan kritik di beberapa negara Muslim, sehingga menyebabkan kerusuhan di banyak daerah.
Dia saat ini sedang diselidiki oleh pihak berwenang Swedia karena menghasut kebencian terhadap kelompok etnis di Swedia.
Tindakannya dipublikasikan secara luas di Turki, serta negara-negara lain. Penundaan keanggotaan Swedia di NATO kabarnya juga gara-gara ulahnya pula. Aksi kontroversialnya menyebabkan ketegangan diplomatik yang signifikan.