Pengamat Ingatkan Airlangga soal Dampak Negatif Penerapan BMAD Keramik China

Ilustrasi produksi ubin
Sumber :

“Jadi tidak sampai di situ dia melakukan balasan yang serupa kemudian investasi yang rencana akan ditanam di Indonesia kemungkinan akan ditahan atau bahkan tidak jadi," ucapnya.

Kebijakan BMAD Picu Resiko Besar China Lakukan Retaliasi Perdagangan Indonesia

Menurut Robi, saat ini Cina sudah menjelma menjadi raksasa ekonomi dunia. Ia meyakini Indonesia tidak akan diadukan ke organisasi perdagangan internasional (WTO) sebab tanpa WTO pun Cina bisa melakukan aksi balasan yang kontan terhadap Indonesia.

“Saya tidak yakin Cina melakukan ya, karena powernya dia jauh lebih kuat, karena tanpa WTO pun dia melakukan aksi balik dengan anti dumping misalkan Indonesia 200%, dia 300% atas barang-barang masuk dari Indonesia ke Cina, mau ngapain habis itu investasinya ditarik dari Indonesia misalnya,” ucapnya.

Indef Desak Kemenkeu Batalkan BMAD, Selamatkan Ekonomi dan Perdagangan RI

“Saya kira merepotkan, jadi menurut saya tidak akan memerlukan jasa WTO tetapi power Cina selama ini itu bisa melakukan dengan aksi-aksi balasan yang menurut saya tidak terlalu baik hubungan kedua negara itu,” imbuhnya.

Jangan sampai perlakuan Indonesia ini menyulut perang dagang seperti yang terjadi dengan Amerika. Sebab itu, untuk saat ini Indonesia harus mengukur diri, dan tidak terlalu frontal mengeluarkan kebijakan yang menyangkut dengan negara lain.

BMAD Ubin Keramik, RI Berpotensi Kehilangan Surplus Perdagangan Rp 129 T dari China

“Berikutnya dampak dari geopolitik, sehingga ini seperti masuk kepada skema perang dagang seperti antara Amerika dan Cina jika Indonesia melakukan itu. Hal itu bisa menyulitkan pada positioning narasi perang dagang antara Amerika dan Cina, Indonesia masuk kepada komposisi menjadi bagian dari apa yang juga pernah dilakukan oleh Amerika terhadap Cina itu,” ucapnya.

“Jadi harus lebih soft karena ini kayak yang pernah dilakukan oleh Amerika, Donald Trump. Jadi jangan sampai Cina memiliki persepsi bahwa Indonesia kaya nantang gelut, nantang berantem,” sambungnya.

Halaman Selanjutnya
img_title