Wacana Gerakan 14 Oktober, Fernando Emas: Jangan ada Pihak Pecah Belah Bangsa
Jakarta – Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas angkat bicara perihal beberapa tokoh dan kelompok masyarakat yang akan mengadakan aksi menuntut adili Jokowi jelang berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo 20 Oktober 2024.
Diketahui, pada tanggal 14 Oktober 2024, beberapa tokoh diantaranya Faizal Assegaf, Said Didu, Refly Harun, dll akan menggelar kegiatan dialog kebangsaan di Balai Sarbini dan demo BEM SI didepan Istana yang menyerukan kritisi Presiden Jokowi dan keluarganya.
Fernando berharap kalaupun aksi tersebut dilakukan bisa berlangsung dengan baik dan tidak dilakukan dengan anarkis dan mengganggu keamanan, keterlibatan masyarakat serta stabilitas negara.
"Begitu juga dengan pihak Kepolisian akan dapat menjalankan tugas dengan baik dan sesuai SOP dalam memberikan keamanan bagi para peserta aksi," tegas Fernando Emas, hari ini.
Sebaiknya, kata dia, seluruh masyarakat Indonesia mampu menghargai jasa dan dedikasi yang sudah diberikan oleh para pemimpin Indonesia, termasuk kepada Presiden Joko Widodo.
"Memang diakhir masa jabatannya, ada beberapa situasi yang dianggap mencederai legacy yang dilakukan oleh Jokowi selama hampir 10 tahun seperti perubahan persyaratan capres/cawapres dan upaya perubahan persyaratan calon kepala daerah. Namun sebaiknya masyarakat juga mampu menghargai karya yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama memimpin Indonesia," bebernya.
Dia juga mengingatkan agar tidak ada pihak-pihak yang coba memecah belah bangsa dengan melakukan provokasi sehingga mengganggu stabilitas negara karena akan merugikan semua pihak.