Momen Unik Kolaborasi Pemerintah RI dan Thailand Merayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik

Pemerintah RI dan Thailand merayakan 75 tahun hubungan diplomatik
Sumber :
  • Antara FOTO

 

Puja Waisak Thudong 2025: 38 Bhikkhu Thailand Tebar Cinta Kasih di Si Mian Fo Riverwalk Island

Jakarta - Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan Thailand merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Momen perayaan itu dilakukan dengan cara unik dengan menghadirkan pertunjukan kebudayaan bertajuk 'Thai–Indonesian Joint Cultural Performances'.

 

Menhut: Hutan Bukan Warisan, Tapi Titipan Dari Generasi yang Akan Datang

Makna perayaan itu dengan menjadikan budaya sebagai bahasa universal untuk berekspresi.

 

Pangdam I/BB Tekankan Pentingnya Kolaborasi Mahasiswa dan TNI Hadapi Tantangan Kebangsaan

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha menjelaskan acara itu dengan menggambarkan kolaborasi seniman dari Indonesia maupun Thailand. Perayaaan itu diharapkan bisa terus berlanjut sehingga tak hanya melalui satu kegiatan. Tapi, beragam kegiatan budaya lainnya sebagai bentuk diplomasi budaya.

 

"Saya berharap kerja sama budaya kita akan terus berlanjut di masa depan, misalnya melalui residensi seniman. Di mana seniman kita bisa belajar di Thailand dan begitu pula sebaliknya," kata Giring Ganesha dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat, 1 Juli 2025.

 

Dikatakan Giring, membahas perayaan diplomatik antara Indonesia dan Thailand lewat budaya sudah dilakukan dalam perayaan sejak 7 Mei 2025.

 

Menurut dia, saat itu, Indonesia dapat kehormatan besar untuk menerima hadiah budaya yang memiliki nilai spiritual dan keilmuan yang luar biasa. Kehormatan itu dengan pembacaan Fonetik Tipitaka Saj-jhā-ya Sedunia, simbol kebijaksanaan dan persahabatan yang mendalam dari Kerajaan Thailand.

 

"Kami juga sangat senang dapat menjadi tuan rumah bersama untuk pameran 'Ekspresi Hati dan Pikiran' di Galeri Nasional Indonesia," jelas Giring.

 

Lebih lanjut, Giring bilang Indonesia ke depannya akan terus menjunjung budaya sebagai salah satu jalur diplomasi. Upaya itu untuk mempererat hubungan dengan negara sahabat termasuk Thailand sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

 

"Beliau (Presiden Prabowo) selalu mengatakan kepada saya bahwa budaya adalah soft power yang dapat memperkuat diplomasi dan membawa nama baik bangsa ke dunia," ujar Giring.

 

Adapun pertunjukan 'Thai–Indonesian Joint Cultural Performances' di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis (17/7), merupakan rangkaian dari selebrasi tersebut. Agenda pertunjukan itu bertujuan memperkuat persahabatan antar dua negara dengan menumbuhkan rasa saling menghargai melalui budaya antara masyarakat Thailand dan Indonesia.

 

Sementara, Wakil Menteri Kebudayaan Thailand Ploy Tanikul mengapresiasi kinerja kolaboratif antara Kementerian Kebudayaan RI dan Kementerian Kebudayaan Kerajaan Thailand. Bagi dia, kolaborasi dua negara mampu mengemas kegiatan secara istimewa merayakan hubungan diplomasi kedua negara.

 

Dia menyebut pertunjukan kolaborasi itu isebagai penampilan kreatif seniman Thailand dan Indonesia.

 

"Bersama, mereka telah menciptakan sebuah pertunjukan yang tidak hanya indah secara artistik, tetapi juga menggambarkan semangat, keindahan, dan persahabatan antara kedua negara kita,” kata Ploy Tanikul.

 

Rincian rangkaian pertunjukan terbagi dalam tiga babak. Babak pertama menampilkan Blessing Dance dari kedua negara: “Ram Auy Phondari Thailand. Lalu, “Puspa Mekardari Bali, Indonesia.

 

Kedua tarian ini menyimbolkan keindahan, keramahtamahan, serta harapan akan keberkahan dan kedamaian dalam menyambut persahabatan kedua bangsa.

 

Kemudian, babak kedua menampilkan pertunjukan lintas budaya yang sangat istimewa memadukan antara seni Khon Thailand dan Ramayana Jawa dari Indonesia, dengan episode khusus bertajuk 'Sarpakenaka Ko Suek'. Mengangkat kisah penculikan Sinta dan pertempuran antara pasukan raksasa dan pasukan kera.

 

Babak ketiga menghadirkan Friendship Dance, yaitu pertunjukan tari-tarian dari berbagai suku di Thailand dan Indonesia, termasuk tarian dari Sumatera, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan Papua.

 

 

Para penari dari kedua negara kemudian bersatu dalam tarian Ram Wong, yang melambangkan semangat kebersamaan, persahabatan, dan keharmonisan antarbangsa.