Indonesia: "Toko Kelontong" Global yang Masih Berkutat di Zona Nyaman, Alarm untuk yang Masih Tertidur
4. AS & Eropa: Polisi Lingkungan yang Hipokrit
AS dan Europa gemar menggembar-gemborkan net-zero emission, tapi diam-diam tetap borong batubara Indonesia. Pada 2022, ekspor batubara Indonesia ke AS naik 15%, meski mereka mencap kita sebagai perusak hutan. Sementara Uni Eropa melarang sawit non-sertifikasi, tetapi impor minyak kelapa sawit mereka justru naik 20% sejak 2020 (data Eurostat).
Satirnya: AS dan Eropa seperti pelaku diet yang marah-marah ke tukang bakso, tapi diam-diam beli 10 porsi tengah malam.
5. Australia: Sahabat yang Suka Menusuk dari Belakang
Australia adalah tetangga yang baik—sampai kita bicara batubara. Mereka bersaing ketat dengan Indonesia di pasar Asia, sambil berkoar-koar tentang green energy. Tapi data ICIS (2023) menunjukkan, ekspor batubara Australia ke China justru naik 18% sepanjang 2022. Sementara proyek PLTS mereka di NTT hanya sebesar 5 MW—sekadar pemanis bibir.
Satirnya: Australia seperti teman kantor yang mengajak Anda diet, tapi diam-diam makan siang di restoran fast food.
6. Negara Amerika Latin & Afrika: Antara Teman dan Musuh