Indonesia: "Toko Kelontong" Global yang Masih Berkutat di Zona Nyaman, Alarm untuk yang Masih Tertidur

Haidar Alwi
Sumber :

Satirnya: Indonesia pemilik tambang, China arsitek yang membangun rumah megah di atas tanah kita—dan kita cuma melongok dari luar pagar.

Komitmen Jalankan Tugas Negara, Excavator Pesanan Haji Isam Tiba di Merauke

2. Jepang & Korea Selatan: Mitra dengan "Tangan Terkunci"

Jepang dan Korea Selatan paham betul seni memberi tapi tak memberi. Mereka berinvestasi di pabrik baterai EV, tapi mesin pencampur bahan kimia kunci tetap diimpor dari Osaka dan Seoul. Toyota dan Hyundai gencar bangun pabrik di Karawang, tapi desain mesin hybrid masih top secret—seperti resep kimchi yang tak boleh bocor. Menurut LIPI, hanya 12% tenaga kerja di sektor manufaktur Indonesia yang memiliki keahlian teknis tinggi. Alhasil, kita jadi buruh murah di pabrik sendiri.

Jhonlin Pesan Ribuan Ekskavator untuk Food Estate, SANY: Tanda Kemajuan Pertanian Indonesia

Satirnya: Indonesia seperti murid yang diberi kalkulator, tapi tak diajari rumus matematika.

3. Singapura: Si Bos Kecil yang Jadi Makelar Global

Jhonlin Group Pesan 2.000 Ekskavator dari SANY Group, Jadi yang Terbanyak di Dunia

Singapura—negara selikutapel—adalah mastermind di balik layar. Mereka tak punya tambang, tapi menguasai 30% perdagangan batubara Asia via pelabuhan mereka. Data UN Comtrade (2023) mencatat, 40% ekspor minyak sawit Indonesia dilewatkan dulu ke Singapura, baru dijual ke Eropa dengan harga lebih tinggi. Singapura ibarat calo tanah yang mengambil untung dari ketidaktahuan pemilik.

Satirnya: Indonesia adalah petani yang panen padi, Singapura adalah tengkulak yang menjual berasnya dengan kemasan premium.

Halaman Selanjutnya
img_title