Haidar Alwi: Keteladanan Sufmi Dasco Ahmad adalah Oase Politik di Tengah Badai Kepentingan
"Ia memastikan partai tetap solid, DPR tetap konstruktif, dan kebijakan nasional berjalan dalam rel konstitusi," jelas Haidar Alwi.
Sikapnya terhadap putusan-putusan Mahkamah Konstitusi, terhadap calon duta besar, terhadap pengawasan haji, hingga terhadap penulisan ulang sejarah nasional, semuanya dilakukan dengan pendekatan yang tidak frontal, tetapi penuh kalkulasi.
"Ini mencerminkan gaya politik yang matang dan tidak reaktif. Ia tidak terpancing popularitas jangka pendek, tetapi memilih peran strategis jangka panjang: menjaga agar sistem tetap stabil dan rakyat tidak menjadi korban turbulensi politik," ujar Haidar Alwi.
"Inilah definisi pemimpin negarawan: bukan hanya hadir saat menang, tetapi bertanggung jawab penuh ketika menghadapi krisis. Bukan hanya mendampingi Presiden Prabowo secara simbolik, tetapi benar-benar menopang jalannya pemerintahan dari sisi parlemen dan struktur internal partai," sambungnya.
Menurut Haidar Alwi, Dasco bukan hanya figur yang dibutuhkan Indonesia, tapi juga dunia. Ketika dunia makin dipenuhi oleh pemimpin yang keras kepala, ultranasionalis, atau populis berisik, tokoh seperti Dasco menjadi pengecualian penting.
Dalam pandangan Haidar Alwi, Dasco adalah tipe pemimpin yang bisa diajak bicara, bisa diajak berpikir jernih, dan bisa diajak membangun negara dengan akal sehat. Dan justru tokoh seperti inilah yang paling dibutuhkan untuk menjaga peradaban di tengah badai ketidakpastian global.
Indonesia butuh figur seperti itu untuk menata ulang wajah politik. Generasi muda perlu tahu bahwa ada jalan lain dalam berpolitik: bukan sekadar menyerang lawan, tetapi membangun kepercayaan publik. Bukan sekadar tampil di layar kaca, tetapi hadir menyelesaikan konflik dengan tenang.