6 Fakta Mengejutkan Yakuza, Gangster Legendaris Jepang Nasibnya Kini
- Tangkapan layar media sosial
Oyabun memiliki beberapa bawahan yang dikenal sebagai “wakagashira” yang bertindak sebagai penasihat dan membantunya mengambil keputusan. Di bawah mereka adalah “satei,” atau anggota tetap, yang menjalankan aktivitas kelompok sehari-hari.
Dalam setiap tingkat keanggotaan, terdapat subdivisi lebih lanjut berdasarkan senioritas dan pengalaman. Anggota diharapkan mengikuti kode etik ketat yang dikenal sebagai “ninkyo”, yang menekankan kesetiaan, rasa hormat, dan kehormatan.
Melanggar kode ini dapat mengakibatkan hukuman berat, termasuk dikeluarkan dari grup atau bahkan kematian.
Selain struktur internalnya, Yakuza juga menjalin hubungan dengan organisasi kriminal lain baik di Jepang maupun di luar negeri. Aliansi ini memungkinkan mereka memperluas jangkauan dan pengaruhnya sekaligus memberikan akses terhadap sumber daya seperti obat-obatan dan senjata.
Secara keseluruhan, struktur dan organisasi Yakuza berkontribusi terhadap reputasinya sebagai organisasi kriminal yang kuat dan penuh rahasia yang memiliki akar yang kuat dalam masyarakat Jepang.
Meskipun ada upaya dari lembaga penegak hukum untuk menindak mereka, mereka masih terus beroperasi hingga saat ini dengan menggunakan struktur dan praktik yang sama.
5. Kehormatan Yakuza
Yakuza dibedakan oleh sistem nilai dan ideologi yang kompleks, yang akar sejarahnya berasal dari zaman feodal Jepang.
Nilai-nilai ini telah tertanam selama berabad-abad dalam masyarakat Jepang, meresap ke seluruh lapisannya, dari lingkungan paling eksklusif di Tokyo hingga dunia bawah tanah di ibu kota Jepang itu.
Para anggota Yakuza meyakini bahwa mereka harus mengabdikan diri, baik secara fisik maupun mental, kepada organisasi mereka, dan suatu kehormatan untuk menunjukkan kesetiaan yang tak tergoyahkan kepada oyabun, bahkan sampai mengorbankan nyawa mereka jika perlu.