Kue Keranjang Khas Imlek Ternyata Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu, Begini Makna dan Sejarahnya

Kue Keranjang Imlek
Sumber :
  • Youtube / Radjini Lie

Cerita Kita – Pada saat momen perayaan tahun baru Imlek biasanya menu makanan yang wajib hadir adalah kue keranjang. Tentunya sudah nggak asing lagi dong ya sama kue yang satu ini.

5 Mobil Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Ada yang Sampai Terbalik

 

Rasanya yang dominan manis dan bertekstur lengket menjadi hidangan yang dinanti apalagi jelang Imlek atau tahun baru China.

Keutamaan Puasa Tasua, Asyura, dan Amalan yang Bisa Dilakukan Pada Bulan Muharram

 

Kue keranjang terbuat dari bahan dasar tepung ketan dan punya banyak nama lain. Nama aslinya bisa disebut Nian Gao atau kue tahun.

Drama Korea The Uncanny Counter Season 2 Segera Tayang, Bagaimana Perjalanan So Mun berlanjut?

 

Kue ini melambangkan kemakmuran, atau peningkatan diri dari tahun ke tahun. Dimana yang dimaksudkan adalah peningkatan dari sisi pekerjaan, bisnis, keluarga, hingga pendidikan.

 

Oleh karena itu, dengan memakan kue keranjang saat momen tahun baru Imlek dipercaya bisa membawa keberuntungan.

 

Dilansir Cerita kita dari berbagai sumber, kue keranjang konon juga memiliki makna kekeluargaan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk kuenya yang membentuk seperti lingkaran.

 

Maknanya kue keranjang menandakan kekeluargaan yang erat dan tidak terpisahkan. 

 

Tetapi, masih belum bisa dipastikan kapan tepatnya kue keranjang hadir di kuliner nusantara. Yang jelas kue berwarna coklat manis ini dibawa oleh orang-orang Tiongkok yang bermigrasi ke Indonesia sejak 1-6 SM.

 

Ada beberapa versi sejarah yang menceritakan soal kue keranjang. Dalam buku berjudul Tahun Baru China: Fakta dan Cerita Rakyat karya William C. Hu, dijelaskan bahwa awalnya kue keranjang disantap atau dinikmati pada hari kesembilan dan bulan kesembilan atau bukan saat momen Imlek.

 

Namun, pada era Dinasti Tang di tahun 618 sampai 907 masehi Nian Gao menjadi makanan tradisional Tionghoa yang dinikmati ketika festival Musim Semi.

 

Di masa Dinasti Qing, periode 1636 hingga 1912, kue keranjang semakin berkembang dan menjadi makanan camilan yang bisa dikonsumsi kapan saja.

 

Sumber lain menyebut bahwa di setiap penghujung tahun Dewa Dapur membuat laporan tahunan kepada Kaisar Giok. Dan untuk mencegah Dewa Dapur menjelekkan rumah mereka, orang-orang menawarkan kue keranjang sebagai sajian penutup mulut.

 

Sementara versi lainnya menceritakan bahwa legenda kue keranjang berawal setelah kematian Wu Zixu yakni seorang jenderal dan politisi kerajaan Wu pada periode Musim Semi dan Gugur (771-476 SM).

 

Raja Yue, Goujian dahulu menyerang ibu kota Wu, dan akibat insiden itu banyak warga Wu yang posisinya terjebak hingga tidak ada makanan.

 

Para prajurit melakukan perintah Wu Zixu dan menemukan bahwa fondasi tembok dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.

 

Makanan tersebut akhirnya menyelamatkan orang-orang yang kelaparan. Dan sejak saat itu, orang Tionghoa membuat kue keranjang atau Nian Gao setiap tahun untuk memperingati Wu Zixu.

 

Di China negara asalnya, ada berbagai jenis kue keranjang mulai dari rasa manis, asin, bahkan pedas.

 

Masyarakat China dibagian utara umumnya membuat Nian Gao putih, sedangkan di barat laut lebih familiar dengan Nian Gao kuning.

 

Kue keranjang bisa disuguhkan bersama makanan penutup lainnya, da cara memasaknya dengan dikukus, goreng, tumis, bahkan dimasukkan ke dalam sup.